search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Isu Status WBD UNESCO di Jatiluwih Terancam Dicabut, Begini Kata Bupati Tabanan
Jumat, 31 Mei 2024, 09:55 WITA Follow
image

beritabali/ist/Isu Status WBD UNESCO di Jatiluwih Terancam Dicabut, Begini Kata Bupati Tabanan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya menyatakan komitmennya untuk mempertahankan status Subak Jatiluwih sebagai situs budaya tak benda, Warisan Budaya Dunia (WBD) yang terancam statusnya akan dicabut. 

Menurut Sanjaya mengenai polemik pencabutan status daerah tujuan wisata Jatiluwih sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD) dicabut, ia berpendapat mengenai permasalahan tersebut sampai saat ini baru sekedar wacana. 

"Sampai saat ini kan baru sekedar wacana belum ada tindakan dari UNESCO, Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah untuk mencabut status WBD," kata Sanjaya ditemui saat pelepasan kontingen Tabanan dalam persiapan mengikuti Porjar tingkat Provinsi Bali di Gor Debes, Tabanan. 

Sanjaya menjelaskan, sebagai kabupaten yang dijuluki sebagai lumbung padi Bali, warisan budaya dunia di Kabupaten Tabanan bukan hanya objek wisata Jatiluwih melainkan ada Subak di Desa Bengkel, Kecamatan Kediri, Tabanan yang baru-baru ini dinobatkan menjadi Ecohydrology Demonstration Site oleh UNESCO. 

Adanya dua lokasi di Tabanan yang telah diterapkan Unesco sebagai WBD, Pemerintah Kabupaten Tabanan berkomitmen untuk menjaga sektor pertanian di Kabupaten ini. 

Baca juga:
Warisan Budaya Dunia Provinsi Bali ">Pembentukan Badan Pengelola Warisan Budaya Dunia Provinsi Bali "Gabeng"

"Kalau ada kabar di luar yang konteknya masih wacana. Saya harapkan semua untuk tenang, sebelum ada tindaklanjutnya," ujarnya. 

Gede Sanjaya mengaku, setelah adanya kabar pencabutan status daerah tujuan wisata Jatiluwih sebagai Warisan Budaya Dunia (WBD), ia telah berkoordinasi dan berembuk dengan beberapa pihak di antaranya desa adat, perbekel, pelaku pariwisata, dunia usaha, investor, dengan tujuan agar tidak ada salah persepsi dari kabar tersebut.

"Dari pertemuan itu saya menekankan untuk bagaimana membangun Kabupaten Tabanan dengan satu tujuan yakni, pertanian tetap dijaga, sedangkan pariwisata di daerah ini adalah sebagai bonusnya," kata Sanjaya. 

Badan Khusus PBB bidang pendidikan dan kebudayaan, UNESCO mengancam mencabut status Subak Jatiluwih Bali sebagai situs budaya tak benda. Pencabutan tersebut dilatarbelakangi adanya beberapa bangunan seperti restoran hingga kafe yang berada di tengah-tengah areal kawasan persawahan.

Editor: Robby

Reporter: bbn/tab



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami