search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pantai di Bali Terus Menyusut, Rata-rata 1,21 Meter per Tahun
Selasa, 16 Juli 2024, 23:11 WITA Follow
image

bbn/dok beritabali/Pantai di Bali Terus Menyusut, Rata-rata 1,21 Meter per Tahun.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Berdasarkan sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Regional Studies in Marine Science, laju penyusutan pulau Bali lebih cepat dibanding daerah pesisir lain di seluruh dunia. 

Tercatat, garis pantai Bali berkurang dari 668,64 kilometer pada 2016 menjadi 662,59 kilometer pada 2021. Pantai Bali menyusut dengan kecepatan rata-rata 1,21 meter per tahun.

Para peneliti menggunakan data geospasial untuk melihat perubahan pesisir Pulau Bali dari 2016 hingga 2022. Kemudian pada Maret 2023, mereka melakukan survei lapangan di sepanjang garis pantai Bali dan mengumpulkan 75 titik pengambilan sampel.

Para peneliti menemukan bahwa sebagian besar erosi pantai berpasir terjadi di pantai selatan Bali, termasuk pantai barat daya dan tenggara. Terutama di Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Denpasar, Gianyar, Klungkung, dan Karangasem. 

Garis pantai merupakan indikator penting untuk memantau perubahan pesisir, yang sangat penting untuk perencanaan tata ruang dan pembangunan berkelanjutan. Wilayah pesisir Bali penting bagi warisan sosial ekonomi dan budaya Bali. Daerah pesisir Bali berfungsi sebagai pusat pemukiman bagi sebagian besar penduduk, mendorong perekonomian melalui pariwisata, mengandung nilai budaya, dan adat istiadat.

Pembangunan fisik yang cepat untuk mendukung pariwisata dan infrastruktur, seperti bandara dan hotel, telah menimbulkan tantangan lingkungan yang serius. Mulai dari perubahan penggunaan lahan yang signifikan dan erosi pantai yang mengancam.

Erosi pantai yang terus menerus, dikombinasikan dengan naiknya permukaan laut, akan memperburuk dampak banjir di pesisir pantai. Walhasil, akan mengancam ekosistem pantai, infrastruktur, dan masyarakat yang tinggal di area pesisir.

Sebuah studi 2022 menunjukkan 22% daerah pesisir Bali dikategorikan sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim, seperti erosi, banjir, badai, dan kenaikan muka air laut. Dalam laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), permukaan air laut telah naik rata-rata 2,5 milimeter per tahun dalam 25 tahun terakhir.

Sejatinya, erosi wilayah pesisir bukan hanya persoalan Pulau Bali. Dalam 30 tahun, erosi telah melenyapkan 36.097 km atau 13,6% garis pantai berpasir. Situasi ini akan memburuk pada paruh kedua abad ini: erosi akan melenyapkan 95.061 kilometer atau 25,7% pantai. Lebih parah lagi, jika emisi karbon global tak turun, muka air laut akan naik 80 sentimeter dan menghilangkan 131.745 kilometer pantai di dunia.

Strategi perlindungan pantai seperti membangun tembok laut, karung pasir, dan pemecah gelombang, memang bisa melindungi pesisir dari erosi. Tetapi ada konsekuensi negatif yang tak bisa dihindari, seperti erosi pantai ke arah hilir, menurunnya kualitas air, sedimentasi, dan dampak sosial-ekonomi yang terjadi masyarakat pesisir. (sumber: forestdigest.com)

Editor: Robby

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami