search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Putin Ancam Mau Lanjut Produksi Rudal Nuklir, Singgung Perang Dingin
Senin, 29 Juli 2024, 13:10 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Putin Ancam Mau Lanjut Produksi Rudal Nuklir, Singgung Perang Dingin

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengancam akan kembali memproduksi rudal nuklir jarak menengah, jika Amerika Serikat menyebar rudal ke Jerman atau tempat lain di Eropa.

"Jika AS melaksanakan rencana tersebut, kami menganggap diri kami terbebas dari moratorium sepihak yang sebelumnya diadopsi, terkait penyebaran kemampuan serangan jarak menengah dan pendek," kata Putin saat parade Angkatan Laut di Saint Petersburg, dikutip AFP.

Putin mengatakan saat ini Rusia sedang dalam "pengembangan sejumlah sistem dalam tahap akhir".

"Kami akan mengambil langkah-langkah serupa dalam menyebarkannya, dengan mempertimbangkan tindakan AS, satelitnya di Eropa, dan di wilayah lain di dunia," ujar Putin.

Awal Juli ini, AS dan Jerman mengumumkan akan adanya "penempatan berkala" rudal jarak jauh AS, termasuk rudal jelajah Tomahawk, ke Jerman yang akan dimulai pada 2026.

Putin menanggapinya dengan mengatakan bahwa situs administratif dan militer penting milik Rusia berada dalam jangkauan rudal tersebut.

"Situasi ini mengingatkan kita pada peristiwa Perang Dingin yang terkait dengan pengerahan rudal jarak menengah Pershing AS di Eropa," ungkap Putin.

Pada tahun 1987, Amerika dan Uni Soviet menandatangani perjanjian pengendalian senjata, termasuk penggunaan rudal yang dapat menempuh jarak antara 500 sampai 5.500 kilometer.

Namun baik itu Washington maupun Moskow sama-sama menarik diri dari perjanjian itu pada 2019, karena saling tuduh melakukan pelanggaran.

Rusia kemudian mengatakan tidak akan memulai kembali produksi rudal itu, selama AS tidak menyebarkan rudalnya di luar negeri.

Sementara itu pada puncak Perang Dingin, AS mengerahkan rudal balistik Pershing di Jerman Barat sekitar tahun 1980-an. Rudal itu terus ditempatkan selama penyatuan kembali Jerman hingga tahun 1990-an.

Namun setelah berakhirnya Perang Dingin, Amerika Serikat secara signifikan mengurangi jumlah rudal yang ditempatkan di Eropa, karena ancaman dari Moskow juga mereda. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami