search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
GPS Sebut Lembaga Survei Koster-Giri Abal-abal, Upaya Glorifikasi Klaim Sudah Unggul
Senin, 18 November 2024, 05:51 WITA Follow
image

beritabali/ist/GPS Sebut Lembaga Survei Koster-Giri Abal-abal, Upaya Glorifikasi Klaim Sudah Unggul.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Menjelang hari pencoblosan Pilkada Bali 2024, hasil survei yang dirilis oleh lembaga View Data Indonesia menunjukkan bahwa pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 2, Wayan Koster dan Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri), unggul dengan angka elektabilitas 70,7 persen. 

Pasangan Mulia-PAS, yang diusung oleh Made Muliawan Arya (De Gadjah) dan Putu Agus Suradnyana, tercatat hanya meraih 28 persen. Hasil survei yang dipublikasikan pada 16 November 2024 ini pun langsung menuai reaksi keras dari tim pemenangan paslon Mulia-PAS.

Gede Pasek Suardika, Ketua Tim Strategis Pemenangan Mulia-PAS, meragukan hasil survei tersebut. GPS, yang dikenal sebagai politisi Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), menyebut lembaga yang melakukan survei tersebut sebagai lembaga "abal-abal" yang tidak memiliki kredibilitas. 

GPS menilai hasil survei tersebut tidak mencerminkan situasi nyata di lapangan, terutama terkait antusiasme masyarakat yang hadir dalam kampanye pasangan Mulia-PAS.

"Lihat saja di lapangan, paslon Koster-Giri tidak pernah mengadakan kampanye terbuka di wantilan atau GOR, yang selalu dipenuhi ribuan pendukung seperti yang kami lakukan. Mereka hanya mampu mengadakan acara kecil dan terbatas. Berbeda dengan kami, setiap kampanye selalu dipenuhi massa yang antusias. Itu bukti nyata dukungan masyarakat," ujar GPS saat ditemui di sela acara jumpa influencer bersama pasangan Mulia-PAS, yang dihadiri oleh artis Raffi Ahmad, di Denpasar pada Minggu, 17 November 2024.

Menurut GPS, hasil survei yang mengunggulkan pasangan Koster-Giri dengan angka yang sangat tinggi tersebut patut dipertanyakan. Ia menyatakan bahwa tim Mulia-PAS telah melakukan empat kali survei internal yang menunjukkan elektabilitas mereka kini unggul lima persen dibandingkan dengan Koster-Giri. Namun, menurut GPS, mereka tidak ingin hasil survei tersebut dipublikasikan.

"Kami sudah melewati masa-masa sulit. Dulu kami tertinggal 14 persen dari Koster-Giri, namun kini kami sudah unggul lima persen. Jadi, sangat lucu kalau hasil survei itu mengatakan kami hanya meraih 28 persen. Itu data dari mana?" sindir GPS, merujuk pada hasil survei yang menyatakan pasangan Koster-Giri memiliki angka elektabilitas lebih tinggi.

GPS juga membandingkan situasi ini dengan pengalaman Pilpres 2019 di Bali, di mana hasil survei yang menyatakan Ganjar Pranowo akan menang besar di Bali berakhir dengan kekalahan. Ia percaya bahwa hasil survei Pilkada Bali ini akan mengalami pergeseran serupa menjelang hari pemungutan suara.

"Dulu juga ada yang bilang Ganjar akan menang 90 persen di Bali, tetapi kenyataannya beliau kalah. Sekarang mereka bilang Koster-Giri unggul 70 persen, tapi saya yakin hasilnya akan berbeda pada 27 November nanti," tegas GPS.

GPS juga menyebut survei yang menguntungkan pasangan Koster-Giri sebagai upaya "glorifikasi" yang dilakukan untuk menciptakan persepsi bahwa paslon tersebut sudah unggul. Menurutnya, ini adalah strategi untuk mempengaruhi pemilih yang masih ragu-ragu atau "swing voters" agar memilih pihak yang dianggap lebih "kuat" berdasarkan hasil survei.

"Namanya glorifikasi, upaya glorifikasi tu seakan dia kuat padahal lemah. Tujuannya mencari swing voters, targetnya itu mencari swing voters orang yang ragu-ragu dengan berita itu dia tersugesti orang masang di tempat yang menang," bebernya.

GPS menambahkan bahwa pihaknya sangat optimis dengan dukungan yang semakin kuat dari masyarakat Bali, terutama dari kalangan anak muda yang makin tak terbendung.

Prediksi  GPS, peristiwa Pilpres antara Prabowo dan ganjar akan terjadi lagi di Bali. Disebabkan, gerakannya sama, pasang target 90 persen untuk Ganjar ternyata keok di Bali. "Ketika dibilang 70 persen ntar turun," tandasnya.

Editor: Robby

Reporter: Gerindra Bali



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami