Israel Gempur Beirut, 12 Warga Tewas
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Israel kembali menggempur Beirut selatan, Lebanon, pada Senin (26/11). Setidaknya 12 orang tewas karena dua serangan yang terjadi.
Dilansir AFP, militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan Senin sore bahwa mereka telah menyerang "sekitar 25 target teror" milik Hizbullah di seluruh negeri, termasuk di Nabatiyeh, Baalbek, Lembah Bekaa, dan Beirut selatan serta pinggiran kota.
Gambar AFPTV menunjukkan asap tebal mengepul dari pinggiran selatan ibu kota setelah serangan yang dimulai pada pagi hari menyusul peringatan evakuasi militer Israel berturut-turut.
Kantor Berita Nasional (NNA) milik pemerintah Lebanon melaporkan gelombang ketiga serangan Israel di Beirut selatan dan sekitarnya pada Senin sore, termasuk "serangan yang sangat keras yang menargetkan sebuah gedung di daerah Tayouneh" yang bergema di seluruh kota.
Serangan itu terjadi setelah akhir pekan laku terjadi penggerebekan besar-besaran di daerah itu, meskipun ada upaya terus-menerus untuk menyegel kesepakatan gencatan senjata.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan serangan mematikan pada Sabtu dini hari di lingkungan Basta yang padat penduduk di pusat kota Beirut menewaskan sedikitnya 29 orang.
Tentara Israel mengatakan mereka telah menyerang pusat komando Hizbullah di sana, meskipun seorang pejabat dari kelompok yang didukung Iran itu membantah laporan bahwa seorang anggota senior telah menjadi sasaran.
Awal pekan ini, militer Israel juga mengeluarkan peringatan evakuasi untuk beberapa bagian kota pesisir Tyre dan kota Nabatiyeh, keduanya di selatan.
Kementerian kesehatan Lebanon melaporkan serangan di jalan dekat Tyre yang menyebabkan "enam orang tewas dan beberapa bagian tubuh" yang memerlukan identifikasi, serta empat orang terluka, sementara serangan lainnya menyebabkan "enam orang tewas dan empat orang terluka" di kota terdekat Maaraka.
NNA juga melaporkan "serangan pesawat nirawak yang menargetkan kompleks perumahan" di Druze di pinggiran Beirut tanpa seruan evakuasi sebelumnya.
Komunitas Druze di Lebanon mengikuti cabang Islam Syiah, dan wilayah inti di sekitar Gunung Lebanon sebagian besar terhindar dari permusuhan saat ini.
Kementerian Pendidikan Lebanon menangguhkan kegiatan belajar mengajar pada awal pekan ini di sekolah, lembaga teknik, dan lembaga pendidikan tinggi swasta di Beirut dan sejumlah daerah sekitarnya, dengan alasan "kondisi berbahaya saat ini".
Hizbullah pada Minggu lalu mengklaim telah melakukan 50 serangan di atas rata-rata terhadap pasukan Israel, posisi militer, dan kota-kota di seberang perbatasan dan di Lebanon selatan, sementara tentara Israel melaporkan 250 proyektil diluncurkan ke wilayah Israel.
Pada 23 September, Israel mengintensifkan kampanye udaranya di Lebanon, terutama menargetkan benteng pertahanan Hizbullah di selatan dan timur serta di Beirut selatan, kemudian mengirim pasukan darat melintasi perbatasan.
Pasukan darat Israel telah memasuki beberapa desa dan kota di Lebanon selatan dekat perbatasan, termasuk Khiam, tempat NNA melaporkan bentrokan sengit dengan pejuang Hizbullah pada hari Senin.
Sementara itu, misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon selatan (UNIFIL) mengatakan bahwa mereka "sangat prihatin" dengan serangan mematikan baru-baru ini terhadap tentara Lebanon.
Kendati tentara Lebanon tidak terlibat dalam perang Israel-Hizbullah, mereka telah menderita banyak korban jiwa di antara para anggotanya, termasuk satu orang pada Minggu kemarin.
Perang tersebut telah menewaskan sedikitnya 3.768 orang di Lebanon sejak Oktober 2023, menurut kementerian kesehatan, sebagian besar dari mereka telah tewas sejak September.
Di pihak Israel, pihak berwenang mengatakan sedikitnya 82 tentara dan 47 warga sipil telah tewas.
Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa telah secara aktif mendorong dalam beberapa hari terakhir agar para pihak menerima gencatan senjata dalam perang tersebut. (sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net