search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tumpukan Sampah Hampir Tutupi Pantai Kedonganan, Sungai Watch akan Lacak Asal-usulnya
Kamis, 26 Desember 2024, 15:18 WITA Follow
image

bbn/instagram/Tumpukan Sampah Hampir Tutupi Pantai Kedonganan, Sungai Watch akan Lacak Asal-usulnya.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Tumpukan sampah plastik terlihat berserakan di Pantai Kedonganan, Jimbaran. Kondisi ini terungkap melalui unggahan media sosial Gary Bencheghib, Co-founder Sungai Watch, sebuah organisasi lingkungan yang fokus pada pengurangan sampah plastik di laut. 

Menurut Gary, Pantai Kedonganan menjadi salah satu titik terburuk terkait sampah plastik di wilayah Jimbaran.

Pada video yang diunggah pada Selasa, 24 Desember 2024, Gary memperkirakan bahwa gelombang sampah tersebut berasal dari ombak yang menyapu sampah dari laut ke pantai pada malam sebelumnya, Senin, 23 Desember 2024. 

Ia menunjukkan bahwa sampah plastik, mulai dari cangkir plastik sekali pakai hingga cangkir multilayer plastik, berserakan mulai dari Four Seasons hingga dermaga Kedonganan.

Gary mengungkapkan bahwa Sungai Watch berencana melakukan audit untuk melacak asal-usul sampah plastik yang terbawa ke pantai. Ia juga menyinggung rumor yang beredar bahwa sampah tersebut kemungkinan berasal dari Jawa. 

“Meskipun sampah ini terbawa ke pantai, masalah utamanya adalah sampah-sampah ini bisa kembali ke laut jika tidak segera dibersihkan,” ujar Gary. 

Ia mengajak masyarakat Bali, baik wisatawan maupun penduduk lokal, untuk bergabung dalam upaya membersihkan pantai dan mengurangi dampak polusi plastik sebelum akhir tahun.

Aksi bersih pantai yang digagas oleh Sungai Watch pun berlangsung pada Selasa pagi, 24 Desember 2024. Dalam unggahan Instagram Story pada Rabu, 25 Desember 2024, Gary mengungkapkan bahwa kegiatan ini berhasil mengumpulkan 2.914 kg sampah dari Pantai Kedonganan. 

Krisis sampah plastik di Bali telah menjadi perhatian serius dalam beberapa tahun terakhir. Setiap tahunnya, sampah plastik yang terbawa arus laut mengalir ke pantai-pantai Bali, terutama selama musim hujan. Fenomena ini membuat Bali semakin terancam oleh "kiamat plastik," di mana pariwisata dan lingkungan alam Bali terjebak dalam lingkaran yang saling menghancurkan. 

Menurut Bali Partnership, sebuah koalisi akademisi dan LSM, Bali menghasilkan sekitar 1,6 juta ton sampah per tahun, dengan sampah plastik mencapai hampir 303.000 ton.

Dalam konteks ini, Bali baru-baru ini mendapatkan sorotan internasional. Fodor’s, panduan perjalanan terkenal, menyebut Bali sebagai salah satu destinasi yang "tidak layak dikunjungi" pada 2025. Penyebabnya adalah masalah sampah yang belum terselesaikan, yang semakin memperburuk citra pulau wisata ini. 

Pemerintah setempat dihadapkan pada dilema antara mendorong pariwisata dan menjaga keberlanjutan lingkungan, yang semakin sulit ditangani dengan terus meningkatnya volume sampah plastik.

Pentingnya kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan organisasi lingkungan seperti Sungai Watch menjadi kunci untuk mengatasi permasalahan ini. Bali memiliki kesempatan untuk memperbaiki masa depan lingkungannya, namun perubahan yang signifikan hanya bisa tercapai jika ada aksi nyata dari semua pihak. (sumber:liputan6.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami