Akun
user@gmail.com
Beritabali ID: 738173817
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
New York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comProgram Desa Bisa Ekspor di Jembrana, Produk Lokal Berpeluang Tembus Pasar Global
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT) meluncurkan program Desa BISA (Berani Inovasi, Siap Adaptasi) Ekspor yang berlangsung di Koperasi Kerta Semaya Samaniya, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Selasa (9/9) pagi.
Program ini bertujuan mendorong desa-desa di Indonesia, termasuk di Bali, agar lebih mandiri dan mampu menembus pasar internasional.
Baca juga:
Gandeng Diskominfo, Disdukcapil Gianyar Genjot Layanan Adminduk Digital di Desa dan Kelurahan
Wakil Menteri Desa, Riza Patria, menegaskan bahwa desa tidak boleh lagi sekadar menjual bahan baku. Ia menekankan pentingnya hilirisasi produk agar memiliki nilai tambah yang lebih besar.
“Desa harus berani masuk ke hilirisasi, berinovasi, dan terkoneksi dengan pasar global. Bukan hanya jual bahan mentah, tapi sudah dalam bentuk produk jadi yang punya nilai tambah,” kata Riza.
Menurutnya, masa depan ekonomi Indonesia sangat bergantung pada desa, karena hampir 90 persen wilayah Indonesia merupakan kawasan pedesaan. Data terbaru mencatat, ada lebih dari 5.500 Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) aktif dan 80 ribu koperasi desa yang menjadi tulang punggung ekonomi pedesaan.
Program Desa Bisa Ekspor akan mempercepat pengembangan desa dengan strategi 3T, yaitu: Terbaik: Produk berkualitas, Terbanyak: Kuantitas memadai, Tercepat: Percepatan kemajuan desa.
Hingga saat ini, sekitar 2.300 desa binaan telah dipetakan, baik yang sudah siap ekspor maupun yang masih membutuhkan pendampingan. Program ini juga memfasilitasi pertemuan langsung antara desa dengan calon pembeli internasional.
Riza menambahkan, keberhasilan desa hanya bisa dicapai dengan kolaborasi banyak pihak. Mulai dari pemerintah, pelaku usaha, perguruan tinggi, masyarakat, hingga media.
“Kalau desa maju, Indonesia otomatis ikut maju. Desa harus jadi subjek pembangunan, bukan hanya objek,” tegasnya.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/jbr
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
