7 Fakta Menstruasi yang Jarang Dibahas, Perempuan Harus Tahu!
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Kebanyakan orang, terutama perempuan, mungkin berpikir tentang haid atau menstruasi merupakan periode saat dinding rahim terlepas karena tidak terjadi pembuahan.
Padahal, ada banyak fakta menarik tentang menstruasi yang mungkin belum diketahui. Menstruasi kerap mempengaruhi fisik juga suasana hati perempuan. Hal tersebut tak jarang membingungkan bagi si perempuan maupun orang-orang di sekitarnya.
Mengutip dari Helping Woman Period, berikut tujuh fakta menarik tentang memstruasi.
1. Menstruasi bisa bertambah buruk saat cuaca dingin
Cuaca dingin dapat memengaruhi siklus menstruasi terasa lebih berat dan lebih lama dari biasanya. Selama masa musim dingin, aliran dara perempuan, durasi periode, bahkan tingkat nyeri bisa lebih lama daripada saat musim panas. Pola ini juga meluas ke perempuan yang tinggal di iklim lebih dingin daripada suhu yang lebih hangat.
Musim juga dapat memengaruhi suasana hati ketika sedang menstruasi. Hari yang lebih gelap dan lebih pendek dapat berdampak buruk pada suasana hati ketika dikombinasikan dengan hormon produktif perempuan. Ini diduga karena kurangnya sinar matahari karena membantu tubuh memproduksi vitamin D dan dopamin, keduanya bisa meningkatkan perasaan bahagia juga konsentrasi.
2. Masih bisa hamil walaupun sedang menstruasi
Meskipun kemungkinan besar tidak akan hamil saat sedang menstruasi, itu bukan tidak mungkin sama sekali. Karena sperma dapat bertahan di dalam tubuh hingga lima atau enam hari. Apabila perempuan memiliki siklus menstruasi yang relatif pendek, berhubungan seks menjelang akhir periode dan awal masa berovulasi berpotensi sebabkan kehamilan.
3. Usia rata-rata mulai menstruasi telah berubah selama bertahun-tahun
Pada 1800-an, anak perempuan tidak akan mendapatkan menstruasi sampai berusia remaja, rata-rata sekitar 17 tahun. Saat ini, usia rata-rata untuk mulai menstruasi jadi lebih muda, sekitar 12 tahun.
Para ilmuwan berpikir ada beberapa alasan utama mengenai hal itu, terutama perbaikan nutrisi. Perempuan saat ini lebih banyak memiliki lemak dibandingkan orang ratusan tahun lalu. Sel-sel lemak itu membuat estrogen semakin banyak. Sehingga dapat memicu dimulainya siklus menstruasi lebih cepat.
4. Perempuan habiskan 10 tahun masa hidup untuk menstruasi
Dari saat siklus pertamanya hingga menopause, rata-rata perempuan di Amerika akan mengalami sekitar 450 periode dalam hidupnya.
Jika dijumlahkan, setara dengan sekitar 10 tahun, atau sekitar 3.500 hari, dari rata-rata kehidupan perempuan yang akan dihabiskan untuk menstruasi. Tentu saja, setiap orang berbeda, dipengaruhi dari panjang siklus menstruasi, hingga melahirkan anak, menyusui, dan budaya dapat memengaruhi jumlah menstruasi setiap perempuan.
5. Lebih mudah memakai 'pembalut'ramah lingkungan
Pembalut sekali pakai termasuk salah satu jenis sampah terbanyak dan sulit terurai. Oleh sebab itu, kini bermunculan berbagai produk 'pembalut' yang diklaim ramah lingkungan.
Tampon dan pembalut sekali pakai, sebagian besar terbuat dari plastik, bukan lagi satu-satunya pilihan. Saat ini, ada berbagai macam produk menstruasi berkelanjutan untuk dipilih yang dapat digunakan kembali selama bertahun-tahun. Salah satunya menstrual cup dan celana dalam menstruasi.
Baca juga:
7 Tips Menjaga Kesehatan Jantung Sejak Dini
6. Darah menstruasi sebenarnya tidak terlalu banyak
Meskipun kelihatannya banyak, tubuh sebenarnya hanya kehilangan sekitar tiga sendok makan darah selama periode menstruasi. Rata-rata perempuan bisa kehilangan di mana saja dari satu sendok makan hingga secangkir kecil darah selama periode normal.
Apabila darah menstruasi dirasa terlalu banyak dari biasanya, segera beribat ke tenaga kesehatan. Kehilangan terlalu banyak darah dapat meningkatkan risiko anemia.
7. Menstruasi dapat memengaruhi suara dan penciuman perempuan
Menurut peneliti vokalisasi, suara perempuan dapat berubah sedikit selama siklus menstruasi karena hormon reproduksi mempengaruhi pita suara. Ini berarti perempuan bisa terdengar berbeda saat sedang menstruasi, dan bahkan “kurang menarik” menurut partisipan dalam pengujian mereka.
Hormon reproduksi yang sama pada perempuan juga mempengaruhi kemampuan alami indera penciuman. Bisa jadi, kemampuan membaui jadi berbeda saat sedang menstruasi. Ini sangat halus dan sebenarnya dapat dideteksi secara sadar.
Reporter: bbn/net