search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
472 Hektare Lahan di Sumsel Terbakar
Kamis, 14 Juli 2022, 19:49 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/472 Hektare Lahan di Sumsel Terbakar

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Lahan seluas 472,07 hektare hangus terbakar sejak Januari-Mei 2022 di Sumatera Selatan. Lahan yang terbakar tersebut lebih luas daripada kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 2021 lalu.

Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim, Kebakaran Hutan, Lahan (PPIKHL) Wilayah Sumatera Ferdian Kristanto mengatakan data tersebut didapat dari analisa citra satelit dengan tambahan validasi lapangan oleh petugas.

Pada periode yang sama 2021, luasan lahan yang terbakar mencapai 100 hektare, sedangkan pada 2020 mencapai 626,66 hektare.

"Wilayah Ogan Komering Ilir (OKI) menjadi daerah dengan luasan lahan terbakar paling besar yakni 90 hektare. Kemudian 83 hektare lahan hangus di Musirawas Utara dan Ogan Komering Ulu (OKU), 68 hektare di Musi Banyuasin, dan 57 hektare di Ogan Ilir," ujar Ferdian, Kamis (14/7).

Sisanya, lahan terbakar 43 hektare di Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), 30 hektare di Muara Enim, 10 hektare di Musi Rawas, dan 5 hektare masing-masing di OKU Selatan dan Lahat.

"Kegiatan patroli selalu dilakukan untuk mencegah penyebaran api yang meluas. Baik patroli mandiri dari Manggala Agni maupun terpadu bersama unsur lain seperti Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan unsur masyarakat. Deteksi dini dilakukan melalui monitoring hotspot harian," ujar Ferdian.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun menyiagakan lima helikopter untuk membantu upaya water bombing. Setelah apel gelar pasukan yang dipimpin oleh Gubernur Sumsel Herman Deru bulan lalu, dirinya berharap setiap daerah yang rawan karhutla pun bersiaga dan menyiapkan petugas masing-masing.

"Hari ini patroli terpadu sudah dimulai. Cuaca kering pun sudah mulai terjadi terus sehingga lahan semakin rawan terbakar," ujar dia.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami