Berjam-jam di Tengah Laut, Begini Perjuangan Tiga Nelayan Jembrana yang Sempat Hilang
beritabali/ist/Berjam-jam di Tengah Laut, Begini Perjuangan Tiga Nelayan Jembrana yang Sempat Hilang.
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Tiga orang nelayan asal Banjar Kombading mengalami insiden ganasnya cuaca buruk di laut Selat Bali pada Sabtu (22/7/2023).
Ketiga nelayan tersebut adalah Sugianto (60 tahun), Wagiyo Susanto (53 tahun), dan Irsyad Fauzi (53 tahun). Meskipun beruntung karena selamat, mereka harus berenang melawan gelombang yang ganas selama berjam-jam dari tengah laut menuju pantai.
Sugianto, salah satu dari tiga nelayan, menceritakan bagaimana kejadian itu hampir merenggut nyawa mereka. Awalnya, ketika berangkat melaut sekitar pukul 09.00 WITA, cuaca terlihat bagus tanpa ada tanda-tanda angin atau hujan.
Bersama temannya, Wagiyo Susanto, mereka berlayar dengan satu perahu menuju perairan Jimbaran, Badung, sementara Irsyad Fauzi menggunakan perahu sendiri karena perahu Wagiyo tidak dapat mencapai Jimbaran.
Namun, ketika berada di perairan Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan, tiba-tiba angin kencang dan gelombang tinggi datang menghampiri. Akibatnya, ketiga nelayan ini memutuskan untuk kembali ke Pengembangan, tetapi di tengah perjalanan, katir perahu fiber milik Sugianto dan Wagiyo lepas karena kondisi cuaca yang ganas. Perahu mereka pun tenggelam.
Irsyad yang berada di depan tidak menyadari peristiwa ini dan melanjutkan perjalanannya. Setelah perahu tenggelam, Sugianto dan Wagiyo berpegangan pada perahu dan styrofoam untuk bertahan dan berenang pulang.
Mereka berenang sekitar 5 jam dengan jarak sekitar 6 kilometer dari pantai hingga akhirnya tiba di pantai Rambutsiwi sekitar pukul 19.30 WITA. Meskipun sempat merasa putus asa, berkat semangat dan dukungan satu sama lain, mereka berhasil selamat.
Setelah tiba di pantai dengan hanya mengenakan kaus karena celana mereka hilang akibat digulung ombak, Sugianto dan Wagiyo berjalan kaki menyusuri tepi pantai menuju barat dengan harapan bertemu orang yang dapat membantu mereka.
Akhirnya, di Pantai Tembles, Desa Penyaringan, mereka bertemu dengan warga setempat yang memberikan pakaian pengganti dan melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang.
Keduanya kemudian dibawa ke Polsek Mendoyo dan dijemput oleh keluarga mereka untuk pulang ke Desa Pengambengan. Meskipun selamat, kejadian ini menyebabkan kerugian puluhan juta rupiah karena perahu, jaring, mesin tempel, tali jaring, handphone, dan HT hilang tenggelam bersama perahu.
Sementara itu, Irsyad Fauzi juga mengalami nasib serupa saat berada di perairan Air Kuning, Kecamatan Jembrana. Perahunya juga tenggelam, namun beruntung dia berhasil bertahan dengan menggunakan jeriken dan berenang sekitar 500 meter hingga akhirnya terdampar di Pantai Perancak setelah 3 jam berenang. Irsyad mengalami sedikit luka pada kakinya.
Saat ini, ketiga nelayan tersebut masih berada di rumahnya dengan mengalami trauma yang mendalam akibat kejadian tersebut. Mereka merasa bersyukur karena selamat, namun kehilangan perahu dan alat-alat mencari ikan mereka, yang merupakan sumber mata pencaharian utama mereka.
Editor: Robby
Reporter: bbn/jbr