search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
China Sebut AS Penghasut Utama Perang Rusia-Ukraina
Kamis, 11 Agustus 2022, 09:27 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/China Sebut AS Penghasut Utama Perang Rusia-Ukraina

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

China kembali melontarkan tudingan terhadap Amerika Serikat. Kali Ini terkait perang di Ukraina dengan menyebut Negeri Paman Sam sebegai penghasut utama dalam krisis tersebut.

Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita negara Rusia, TASS, duta besar China untuk Moskow Zhang Hanhui menuduh Washington menyudutkan Rusia dengan ekspansi berulang dari aliansi pertahanan NATO dan dukungan untuk pasukan yang berusaha menyelaraskan Ukraina dengan Uni Eropa, ketimbang Moskow.

"Sebagai pemrakarsa dan penghasut utama krisis Ukraina, Washington, sementara memberlakukan sanksi komprehensif yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia, terus memasok senjata dan peralatan militer ke Ukraina," kata Zhang, Kamis (11/8/2022).

"Tujuan utama mereka adalah untuk menguras dan menghancurkan Rusia dengan perang yang berlarut-larut dan pukulan sanksi," imbuhnya.

'Dukungan' China itu pun menjadi justifikasi atas serangan Rusia ke Ukraina yang telah menyebabkan ribuan kematian dan mendorong lebih dari seperempat penduduk meninggalkan rumah mereka.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan perjalanan ke Beijing pada bulan Februari untuk bertemu dengan Presiden Xi Jinping ketika tank-tank Rusia berkumpul di perbatasan Ukraina.

 

Kedua negara menyetujui kemitraan "tanpa batas" yang lebih unggul daripada aliansi Perang Dingin mana pun.

Dalam wawancara tersebut, Zhang mengatakan hubungan China-Rusia telah memasuki "periode terbaik dalam sejarah, ditandai dengan tingkat saling percaya tertinggi, tingkat interaksi tertinggi, dan kepentingan strategis terbesar".

Dia pun mengecam kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi minggu lalu ke Taiwan dan mengatakan Amerika Serikat sedang mencoba menerapkan taktik yang sama di Ukraina dan Taiwan untuk menghidupkan kembali mentalitas Perang Dingin, menahan China dan Rusia, serta memprovokasi persaingan dan konfrontasi kekuatan besar.

"Non-intervensi dalam urusan internal adalah prinsip paling mendasar untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di dunia kita," kata Zhang.(sumber: cnbcindonesia.com)


 

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami