search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Elon Musk dan Zelensky 'Ribut' Soal Rencana Damai Rusia-Ukraina
Selasa, 4 Oktober 2022, 06:51 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Elon Musk dan Zelensky 'Ribut' Soal Rencana Damai Rusia-Ukraina

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Miliarder AS Elon Musk terlibat pertengkaran di media sosial dengan pejabat Ukraina termasuk Presiden Volodymyr Zelensky pada Senin (3/10). Pertengkaran disulut oleh gagasan yang disampaikan Musk supaya invasi Rusia di Ukraina bisa segera diatasi.

Maklum, gagasan damai yang disampaikan Musk melalui akun twitternya itu cukup kontroversial. Pasalnya, ia mengusulkan kesepakatan damai dilakukan dengan melibatkan pelaksanaan kembali referendum aneksasi pengawasan PBB di wilayah Ukraina yang diduduki Moskow, mengakui kedaulatan Rusia atas semenanjung Krimea dan memberikan Ukraina status netral.

Pendiri Tesla dan SpaceX membuat jajak pendapat di akun twitternya yang diikuti oleh lebih dari 107 juta guna mengetahui pendapat masyarakat atas idenya itu.

Menanggapi jajak pendapat itu, Zelensky langsung bertanya ke Musk di "@elonmusk mana yang lebih Anda sukai?" dengan opsi "Orang yang mendukung Ukraina" dan "Orang yang mendukung Rusia"," katanya seperti dikutip dari AFP, Selasa (4/10).

Tak hanya Zelenski, Duta Besar Kyiv untuk Jerman Andriy Melnyk menjawab dengan blak-blakan bahwa ide Musk tersebut sesat.

"Tanggapan saya yang sangat diplomatis (kepada Musk) adalah tersesat," katanya.

Sementara itu pembantu Presiden Ukraina Mykhaylo Podolyak mengatakan rencana perdamaian terbaik antara Rusia dan Ukraina adalah; Ukraina bisa diberikan hak mengambil kembali wilayahnya termasuk Krimea, Rusia demiliterisasi dan denuklirisasi dan "penjahat perang" menghadapi pengadilan internasional.

Musk kemudian mengatakan Moskow dapat mengumumkan mobilisasi penuh, yang mengarah ke "perang penuh" di mana "kematian di kedua belah pihak akan menghancurkan" mengingat populasi Rusia yang jauh lebih besar.

"Kemenangan Ukraina tidak mungkin terjadi dalam perang total. Jika Anda peduli dengan rakyat Ukraina, carilah perdamaian," tulisnya di Twitter.

Presiden Rusia Vladimir Putin telah meminta Ukraina untuk menghentikan permusuhan dan bernegosiasi setelah memerintahkan mobilisasi parsial untuk memperkuat pasukannya dan mengancam akan menggunakan senjata nuklir.

Zelensky mengatakan dia tidak akan pernah bernegosiasi dengan Rusia selama Putin tetap menjadi pemimpinnya.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami