Empat Penumpang Yeti Airlines Live Facebook Saat Detik-Detik Pesawat Jatuh
beritabali.com/cnnindonesia.com/Empat Penumpang Yeti Airlines Live Facebook Saat Detik-Detik Pesawat Jatuh
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Empat warga India penumpang Yeti Airlines sempat melakukan live Facebook detik-detik sebelum pesawat jatuh saat hendak mendarat di Pokhara, Nepal, pada Minggu (15/1). Empat sekawan itu terlihat bersemangat merekam pendaratan pesawat dalam video tersebut.
Baca juga:
Rusia Mengancam Inggris, Sah Jadi Target
"Sangat menyenangkan," kata salah satu pria dalam video itu yang sudah banyak tersebar di media sosial.
Salah satu pria berpakaian sweater warna cokelat lumpur terlihat duduk di samping jendela pesawat sambil mengarahkan ponsel ke sekelilingnya.
Pria yang disebut bernama Sonu Jaiswal (29) itu juga sempat memperlihatkan pemandangan di luar jendela. Terlihat pesawat sedang dalam proses pendaratan. Sementara itu, teman-temannya terdengar saling bercanda dan tertawa.
Semua penumpang yang terekam kamera juga tampak tenang dalam pesawat. Tidak terdengar ada pengumuman atau peringatan darurat dari pilot atau kru pesawat. Namun, tiba-tiba pesawat tampak berbelok hingga terdengar raungan keras.
Tak berapa lama, sempat terdengar teriakan para penumpang dan suara gemuruh sampai terlihat semburan api. Pesawat diperkirakan sudah jatuh, namun kamera ponsel masih menyala dan merekam momen tersebut.
Sudah tidak ada suara penumpang yang terdengar setelah itu. Puing-puing pesawat terlihat terbakar beberapa saat dalam rekaman sebelum layar tiba-tiba menjadi hitam.
Dikutip The Guardian, video tersebut menunjukkan bahwa 68 penumpang dan empat kru pesawat tidak tahu bahwa pesawat itu dalam bahaya sebelum terjatuh. Video tersebut diverifikasi oleh Vishal Koswal (21) seorang teman dekat dari keempat pria itu.
Koswal mengidentifikasi keempat pria itu semuanya berasal dari distrik Ghazipur, Uttar Pradesh. Selain Jaiswal, tiga pria lainnya yakni Vishal Sharma (23), Abhishek Singh Kushwaha (23). Keempat sekawan itu hendak mengunjungi kuil dan situs paralayang di pegunungan Annapurna yang terkenal di Nepal.
Koswal mengatakan dia sebenarnya berencana ikut pergi dengan keempat kawannya itu untuk berlibur. Namun, ia membatalkan perjalannnya akibat ada anggota keluarga yang meninggal dunia.
Koswal mengaku sering melakukan panggilan video dengan keempat temannya selama perjalanan mereka, termasuk beberapa jam sebelum insiden terjadi.
"Sonu menunjukkan kepada kami gunung-gunung saat video call dan jelas (mereka) bersemangat, begitu juga kami," kata Koswal.
"Dia memberi tahu saya melalui telepon itu bahwa setelah mendarat di Pokhara, mereka akan mengunjungi beberapa kuil di sana dan kemudian pada malam harinya naik kereta untuk pulang," ucapnya menambahkan.
Koswal menggambarkan keempat sahabatnya itu sudah seperti saudara dan mengatakan semua orang di daerah itu "sangat syok dan emosional" dengan tragedi ini. "
"Ini semua tampak seperti mimpi buruk, saya masih tidak percaya kami telah kehilangan semuanya," tambahnya.
"Saya tidak bisa menonton video kecelakaan itu lagi, itu sangat sulit dan menyakitkan. Tragedi besar menimpa kita."
Pesawat ATR 72 milik Yeti Airlines jatuh pada Minggu sekitar pukul 11.00 waktu setempat saat hendak mendarat di bandara baru Pokhara. Dari 72 orang, termasuk pilot dan kru, baru 68 penumpang yang ditemukan.
Dalam video yang beredar di media sosial, pesawat itu oleng sebelum menabrak jurang lembah sungai Seti hingga menimbulkan dentuman keras.
Otoritas penerbangan sipil Nepal melaporkan dari total 68 penumpang yang ditemukan, 37 orang di antaranya merupakan laki-laki, 25 perempuan, tiga anak-anak, dan tiga bayi.
Lima belas penumpang merupakan warga negara asing dengan rincian lima warga India, empat warga Rusia, dua warga Korea, dan masing-masing satu warga Australia, Argentina, Prancis, dan Irlandia.
Hingga kini, aparat berwenang masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab pesawat kecelakaan dan pencarian korban yang masih hilang. Aparat sudah menemukan kotak hitam pesawat dan kini dalam penanganan pihak berwenang.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net