Hizbullah Ancam AS: Jika Tak Mau Perang Meluas, Setop Agresi di Gaza
beritabali.com/cnnindonesia.com/Hizbullah Ancam AS: Jika Tak Mau Perang Meluas, Setop Agresi di Gaza
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Pemimpin milisi Hizbullah di Lebanon, Hassan Nasrallah, menyalahkan Amerika Serikat atas perang di Gaza yang mengakibatkan ribuan warga sipil tewas.
Dalam pidato pertamanya sejak agresi Israel ke Gaza, Nasrallah menegaskan penghentian perang sangat penting untuk mencegah konflik regional.
"Anda, orang Amerika, bisa menghentikan agresi atas Gaza karena itu adalah agresi Anda," kata Nasrallah dalam pidatonya pada Jumat (3/11), seperti dikutip Al Arabiya.
Dia menambahkan, "Siapa pun yang ingin mencegah perang regional, dan saya menegaskan kepada Amerika, harus segera menghentikan agresi di Gaza."
Dia juga menegaskan bahwa Hizbullah tidak takut dengan kekuatan Angkatan Laut AS, yang telah dibangun di Washington di kawasan tersebut.
Nasrallah juga menyebut eskalasi lebih lanjut di sepanjang perbatasan Lebanon antara Israel dan kelompoknya, bergantung pada apa yang terjadi di Jalur Gaza.
Pernyataan Nasrallah bertepatan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Israel.
Pada pidato itu, Nasrallah juga menyebut seluruh dunia saat ini menutup mata atas agresi Israel yang tengah dihadapi rakyat Palestina.
"Perjuangan Palestina dan semua yang terjadi di Palestina dilupakan sama sekali. Seluruh dunia menutup mata terhadap mereka," kata Nasrallah.
Menurutnya tak ada satu pun pihak, termasuk komunitas internasional, yang melihat apa yang menimpa Palestina hari ini.
Dia menyinggung Dewan Keamanan PBB, Organisasi Kerja sama Islam (OIC), Uni Eropa, hingga Liga Arab tak satupun yang bersikap nyata merespons konflik ini.
Palestina, kata Nasrallah, telah "ditinggalkan total dan dilupakan total."
"Sebaliknya, kebijakan musuh lebih ganas, menindas, dan memalukan," ucapnya, menyinggung Israel dan negara-negara Barat.
Nasrallah pun berujar harus ada "peristiwa besar yang mengguncang penjajah" sekaligus pendukungnya yakni Amerika Serikat dan Inggris.
"Oleh karena itu harus ada peristiwa besar yang mengguncang rezim Zionis dengan pendukungnya di Washington dan London. Dan untuk membuka kembali isu-isu kemanusiaan ini di hadapan seluruh dunia dan ke permukaan," ucap dia.(sumber: cnnindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net