Indeks Literasi Keuangan Meningkat Jadi 49,68 Persen
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Indeks literasi keuangan di Indonesia tahun 2022 meningkat menjadi 49,68 persen dari sebelumnya hanya 38 persen.
Hal itu disampaikan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR RI, Senin (28/11/2022).
“Kami telah melaksanakan survei nasional literasi dan inklusi keuangan yang dilakukan setiap 3 tahun sekali. Alhamdulillah indeks literasi keuangan 2022 meningkat menjadi 49,68 persen dari sebelumnya 38 persen,” ujar perempuan yang akrab disapa Kiki.
Sementara indeks inklusi keuangan 2022 menjadi 85,1 persen dari sebelumnya 76,94 persen.di tahun 2019. Alhasil, gap antara tingkat literasi dan inklusi juga menurun dari survei sebelumnya sebesar 38 persen menjadi 34 persen.
Kata dia, OJK juga terus memperluas akses keuangan daerah melalui pembentukan TAPKD atau Tim percepatan akses keuangan daerah. Sampai dengan saat ini telah terbentuk 462 TAKD yang terdiri dari 34 TPAKD di provinsi dan 428 TPAKD tingkat kabupaten kota.
TPAKD ini akan terus mengembangkan produk pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat antara lain melalui kredit pembiayaan melawan rentenir atau KPMR, serta terus mendorong budaya menabung sejak dini kepada pemuda dan mahasiswa serta pelajar melalui satu rekening satu pelajar atau program Kejar.
Selain itu, dalam rangka semakin mendekatkan masyarakat dengan produk keuangan OJK juga telah memperkuat infrastruktur inklusi keuangan, dan serangkaian kampanye nasional inklusi keuangan yaitu kreasi muda dan bulan inklusi keuangan.
“Kami juga terus berkomitmen untuk mewujudkan pengaturan OJK yang seimbang yaitu antara tumbuh kembangnya sektor jasa keuangan dengan perlindungan konsumen dan masyarakat, serta berkomitmen mewujudkan OJK yang media friendly, transparan dan responsif dalam mendiseminasi kebijakan serta pelaksanaan pelaksanaan tugas OJK,” ujarnya.
Adapun terkait dengan upaya perlindungan konsumen sampai dengan 18 November tahun ini. OJK telah menerima 280.000 layanan termasuk 12.880 pengaduan. OJK telah Menindaklanjuti pengaduan tersebut dan tercatat 88,3 persen dari total pengaduan tersebut telah terselesaikan.
“Dalam kaitan ini OJK juga akan terus mewujudkan layanan konsumen yang responsif efektif dan solutif dalam mewujudkan kepercayaan konsumen dan masyarakat terhadap produk dan layanan sektor jasa keuangan termasuk pengembangan kontak157 dan aplikasi portal perlindungan konsumen dan percepatan pengaduan konsumen,” pungkasnya. (sumber: liputan6.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net