search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kapal Nelayan Tak Dilengkapi Alat Komunikasi Jadi Kendala Evakuasi
Kamis, 2 Maret 2023, 20:34 WITA Follow
image

beritabali/ist/KM Linggar Petak 89 Tak Dilengkapi Alat Komunikasi Jadi Kendala Evakuasi.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Satu korban anak buah kapal (ABK) KM Linggar Petak 89 yang tenggelam di Samudera Hindia berhasil diselamatkan Tim SAR gabungan. Korban diketahui bernama Olof Luturmas ditemukan dalam kondisi kritis terapung sekitar 9 NM barat daya Uluwatu, sekitar pukul 10.30 WITA.

 

Sebelumnya, dalam peristiwa tersebut satu orang tewas bernama Hadi Supriadi, 4 lainnya selamat dan 10 lainnya masih dalam pencarian. Para korban yang selamat yakni Ariyono Wicaksono selaku Nakhoda, Usnadi, Asep Maulana M, Muhamad Kevin Danuarta. 

Hingga sore Kamis 2 Februari 2023, kapal yang mengangkut para korban itu tiba di Dermaga Pasir Pelabuhan Benoa, pada Kamis 2 Februari 2023. Para korban diangkut oleh Kapal KN SAR Arjuna Basarnas Bali tiba sekitar pukul 16.06 WITA. 

Dalam pengamatan, para korban langsung dibawa ke dalam mobil ambulans milik BPBD hingga TNI AL yang sudah bersiaga sejak dari pagi. Para korban tewas dan selamat dibawa langsung ke RSUP Prof Ngoerah, ada juga dibawa ke RS Surya Husada Denpasar. 

Menurut Kepala Basarnas Bali Gede Darmada yang memantau langsung proses evakuasi para korban di lokasi menjelaskan Operasi SAR dari awal dilakukan pada Selasa 28 Februari 2023. Saat itu, lima orang termasuk korban meninggal sudah dapat ditemukan oleh kapal dari perusahaan KM Bahari Nusantara 25 ini. 

"Lima korban yang ditemukan awal ini ada di atas kapal yang mau tenggelam, waktu itu masih mendekati tenggelam dalam posisi terbalik berjarak 30-35 Nautikal Mile dari Bali," beber Gede Darmada. 

Namun katanya, pihak Basarnas belum bisa memindahkan para korban ke KN SAR Arjuna karena terkendala komunikasi serta cuaca. Termasuk 10 korban yang saat itu masih hilang belum ditemukan. 

"Jadi kendalanya karena kapal nelayan yang menyelamatkan serta kapal tenggelam tersebut memang tidak dilengkapi peralatan komunikasi yang memadai, seperti radio marine, GPS, hingga AIS (Automatic Identification System)," beber Gede Darmada. 

Akibatnya Tim SAR yang terdiri dari Basarnas, personel Polair serta TNI AL kesulitan melacak. Sehingga pada Kamis Februari 2023 pihaknya dapat berkomunikasi dengan KM Bahari Nusantara 25. 

"Dari komunikasi itu kami dapat informasi kalau ada satu ABK lagi dapat diselamatkan dalam kondisi terapung sekitar 9 NM barat daya Uluwatu, pukul 10.30 WITA. Maka korban hilang berkurang jadi sembilan," ujarnya. 

Gede Darmada menambahkan, selanjutnya KN SAR Arjuna bergerak ke kapal tersebut untuk memindahkan para korban. Namun karena pertimbangan emergency dan korban harus mendapatkan perawatan medis, maka para korban segera dibawa ke Pelabuhan Benoa.

Editor: Robby

Reporter: bbn/bgl



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami