search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Keluarga Sandera Israel Desak Pembebasan: Anak Kami Sekarat di Sana
Selasa, 23 Januari 2024, 11:09 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Keluarga Sandera Israel Desak Pembebasan: Anak Kami Sekarat di Sana

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Keluarga dari sandera Israel yang hingga kini masih berada dalam penyanderaan kelompok Hamas di Gaza, mengamuk dan menuntut pemerintah Israel segera mengambil tindakan untuk membebaskan para sandera.

Keluarga dan kerabat sandera Israel menerobos masuk ke dalam pertemuan komite keuangan parlemen Israel Knesset. Mereka berteriak dan mendesak pemerintah segera bertindak.

"Anda duduk di sini, sementara anak-anak kami sekarat di sana," kata Gilad Korngold, ayah dari sandera Tal Shoham, dikutip AFP.

Keluarga sandera Israel memang diizinkan masuk ke parlemen untuk berbicara dengan anggota parlemen, dalam beberapa waktu terakhir.

Pada Minggu (21/1), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak persyaratan yang ditetapkan oleh Hamas terkait pembebasan sandera.

"Persyaratan yang diminta oleh Hamas menunjukkan kebenaran sederhana: tidak ada yang bisa menggantikan kemenangan," kata Netanyahu.

Dalam serangan mendadak Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu, para militan menyandera sekitar 250 sandera. Hingga kini diperkirakan masih ada 132 orang yang berada di Gaza.

Sebelumnya Hamas mengajukan dua syarat bagi Israel sebagai imbal balik pembebasan sandera yang ditawan kelompok tersebut.

Syarat yang diajukan Hamas adalah penarikan total pasukan Israel dari Jalur Gaza, dan kembali mengakui Hamas yang memerintah wilayah tersebut.

Netanyahu kemudian menyatakan bahwa memenuhi dua syarat dari Hamas itu sama saja dengan mengabaikan upaya pasukan Israel sia-sia dalam menjalankan operasi militer.

"Kami menolak syarat penyerahan pasukan (Israel) yang diminta Hamas. Kami tidak bisa menjamin keselamatan warga kami jika kami menerima ini," kata Netanyahu seperti dikutip dari Al Jazeera.

"Kami tidak akan bisa membawa pulang sandera dengan selamat dan 7 Oktober mendatang hanya masalah waktu," tuturnya lagi.

Jurnalis Al Jazeera, Hamdan Salhut, melaporkan dari Jerusalem Timur bahwa para kerabat dan keluarga sandera sama sekali tidak didengar oleh pemerintah Netanyahu.

"Mereka dilupakan dan diabaikan. Ada pula silang pendapat di dalam kabinet perang Netanyahu. Sejumlah anggota mengatakan kemungkinan kekalahan total Hamas bukan tujuan yang realistis bagi pemerintah. Ada pula yang mendesak pemilihan umum segera digelar sehingga publik percaya dengan pemerintah," kata Salhut.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami