search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kepala Penjara Jadi Otak Pembunuhan Jurnalis Radio
Selasa, 8 November 2022, 06:18 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Kepala Penjara Jadi Otak Pembunuhan Jurnalis Radio

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Kepala otoritas penjara di Filipina dijerat dugaan memerintahkan pembunuhan terhadap seorang jurnalis radio ternama, Percival Mabasa bulan lalu. Sebagai informasi, Mabasa didapati tewas karena tembakan di pinggiran Kota Manila pada 3 Oktober silam. 

Kala itu dilaporkan, Mabasa yang memiliki nama alias sebagai Percy Lapid saat mengudara itu sedang dalam perjalanan ke tempat kerjanya. Mereka yang diduga ada di balik pembunuhan itu adalah Dirjen Biro Pemasyarakatan Filipina Gerald Bantag, dan wakil petugas keamanan Ricardo Zulueta.

"Dia (Bantag) mungkin akan menjadi pejabat tertinggi negeri ini yang pernah didakwa dengan kasus seberat ini," kata Menteri Kehakiman Crispin Remulla, seperti dikutip AFP, Senin (7/11).

Pejabat Biro Investigasi Nasional Eugene Javier mengatakan Bantag diduga memerintahkan pembunuhan Mabasa setelah terus diekspos jurnalis radio tersebut  terkait kasus yang menyeretnya.

Selain itu, Bantag dan Zulueta juga dituding memerintahkan pembunuhan Cristito Villamor Palana, salah satu narapidana yang diduga memberikan perintah pembunuhan kepada Escorial.

Sebagai informasi, Escorial yang diduga eksekutor pembunuhan Mabasa telah menyerahkan diri ke penegak hukum pada bulan lalu, karena takut akan keselamatannya setelah polisi menyiarkan wajahnya dari rekaman CCTV. Javier mengatakan Palana dicekik menggunakan kantong plastik oleh anggota gengnya sendiri.

Laporan pidana ini pun telah diajukan terhadap 10 narapidana lain yang diduga terlibat dalam kasus ini. Jaksa di Departemen Kehakiman selanjutnya bakal menilai kecukupan bukti kasus ini untuk dimajukan dalam penuntutan di pengadilan.

Untuk diketahui, Mabasa merupakan seorang kritikus yang vokal terhadap mantan Presiden Filipija Rodrigo Duterte serta penerusnya, Ferdinand Marcos. Di satu sisi, Mabasa merupakan jurnalis kedua yang tewas dibunuh sejak Marcos menjabat pada 30 Juni silam.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami