search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mengulas Tumpek Krulut, Hari Perayaan Kasih Sayang Versi Bali
Kamis, 10 Februari 2022, 16:50 WITA Follow
image

bbn/cakepane.com/Mengulas Tumpek Krulut, Hari Perayaan Kasih Sayang Versi Bali

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Baru-baru ini Gubenur Bali memberi arahan untuk merayakan hari kasih sayang versi Bali yakni Tresna Asih dibanding Valentine. Sebenarnya masih ada perayaan kasih sayang lain yakni Tumpek Krulut.

Tumpek Krulut jatuh pada Sabtu, Kliwon, wuku krulut. Hari ini bisa dibilang sebagai Perayaan Hari Kasih Sayang versi Bali, Berbeda dengan Hari Valentine yang dirayakan dengan jalan-jalan dengan pacar lalu booking kamar, pada Tumpek Klurut, kita diharapkan agar mengasihi dan menyangangi seluruh alam semesta dan isinya.

Menurut dosen Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar bernama Prof. Dr. Drs. I Made Surada, MA, kata krulut memiliki asal dari kata lulut. Kata ini secara harfiah memiliki arti kasih sayang atau tresna. 

Oleh karena itulah, tidak heran kalau dalam pelaksanaannya, banyak yang menyebut upacara ini sebagai perayaan hari valentine ala Bali. 

Lebih Lanjut, Prof Surada mengungkapkan kalau suara yang memiliki peran penting dalam perayaan Tumpek Krulut juga punya tugas penting dalam hubungan antarmanusia. Dengan adanya suara, manusia bisa saling berkomunikasi. 

Oleh karena itu, upacara ini juga kerap digunakan sebagai pengingat agar manusia selalu bersikap baik dan kasih pada sesamanya.

Perayaan upacara ini, masyarakat Hindu Bali sejatinya memberikan persembahan kepada Dewa Iswara yang menurut kepercayaan mereka hadir dalam bentuk manifestasi gamelan, dengan menyipratkan air suci ke set gamelan yang akan disucikan. 

Penyucian ini bertujuan untuk menghilangkan hal-hal buruk yang menempel pada gamelan. Selanjutnya, masyarakat Bali akan memberikan sajian berupa sesajen yang merupakan simbol persembahan kepada Dewa Iswara. 

Jenis sesajen yang diberikan pun beragam. Biasanya dilengkapi dengan ketupat, ajuman, tigasan, pengambean, serta peras. sesajen ini dapat diletakkan di dekat alat musik dengan tujuan agar suara gamelan tetap terdengar cantik dan indah.

Terlepas dari pelaksanaan upacara ini, terdapat hal penting yang harus diperhatikan. Hal penting tersebut adalah rasa tulus dalam melaksanakannya.

Karena, rasa tulus dalam melaksanakan upacara serta memberikan sesajen merupakan bentuk nyata dari rasa kasih sayang yang dimiliki oleh setiap orang.

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami