search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Murka Kapal di Crimea Diserang, Rusia 'Cabut' dari Kesepakatan Gandum
Minggu, 30 Oktober 2022, 08:20 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Murka Kapal di Crimea Diserang, Rusia 'Cabut' dari Kesepakatan Gandum

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Rusia menarik diri dari kesepakatan untuk menjamin ekspor gandum dari Ukraina pada Sabtu (29/10), setelah Negeri Beruang Merah menyalahkan negara tetangganya itu atas serangan terhadap kapal mereka di Crimea.

"Rusia menangguhkan keikutsertaan dalam penerapan kesepakatan ekspor produk agrikultur dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina," demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia melalui Telegram, seperti dikutip AFP.

Tak lama setelah Rusia merilis pernyataan tersebut, Turki selaku mediator masalah ini menyatakan bahwa mereka belum diinformasikan terlebih dulu mengenai penangguhan itu.

Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, pun mendesak negara-negara lain untuk menekan Rusia agar mengakhiri "permainan kelaparan" ini.

"Saya mendesak semua negara untuk mendesak Rusia menghentikan permainan kelaparannya dan berkomitmen kembali memenuhi janjinya," kata Kuleba.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, juga menyebut keputusan Rusia itu merupakan "kemauan jelas Rusia untuk memicu kelaparan skala besar ke Afrika dan Asia."

"Hari ini saja, lebih dari dua juta ton makanan berada di laut. Ini berarti, akses ke makanan sudah memburuk bagi tujuh juta konsumen," ucapnya.

Juru bicara sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Stephane Dujarric, pun ikut buka suara. Ia berharap semua pihak tak membuat situasi lebih buruk.

"Sangat penting bagi semua pihak untuk menahan diri dari segala tindakan yang dapat menghancurkan Inisiatif Gandum Laut Hitam yang merupakan upaya kemanusiaan yang sangat penting," tutur Dujarric.

Ekspor gandum dari Ukraina memang menjadi sorotan sejak Rusia memulai invasi pada Februari lalu. Presiden Joko Widodo juga mengangkat isu ini ketika bertemu dengan Zelensky dan Presiden Vladimir Putin di negara masing-masing.

Turki lantas berupaya menengahi hingga akhirnya tercapai kesepakatan untuk menjamin keamanan ekspor gandum dari Ukraina di tengah invasi Rusia.

Tenggat kesepakatan itu berakhir dalam waktu dekat. Awalnya, Ukraina masih menunggu sikap Rusia, tapi Moskow naik pitam karena serangan terhadap kapalnya di Crimea, hingga akhirnya memutuskan untuk menarik diri dari kesepakatan tersebut.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami