search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Nusa Dua Lokasi KTT G20 Ditutup, Menparekraf Rekomendasikan Sejumlah Desa Wisata
Selasa, 15 November 2022, 16:07 WITA Follow
image

beritabali/ist/Nusa Dua Lokasi KTT G20 Ditutup, Menparekraf Rekomendasikan Sejumlah Desa Wisata.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno merekomendasikan sejumlah desa wisata di Bali sebagai alternatif objek wisata di Nusa Dua yang dijadikan lokasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20.

Diantaranya desa wisata tersebut adalah Desa Penglipuran, Desa Undisan, Desa Jatiluwih, Desa Ekasari, Desa Serangan, Desa Pemuteran. Selain menampilkan nilai 3 S, yakni serenity, spirituality, sustainablity, desa wisata itu juga menampilkan sisi holistic dan spirits. 

"Dengan begitu mereka bisa menceritakannya kepada keluarga setelah mengunjungi tempat-tempat tersebut," katanya saat seusai mengunjungi Digital Transformation Expo (DTE) di BNDCC Nusa Dua, Selasa (15/11/2022).

Sandiaga Uno mengungkapkan gelaran KTT G20 memang berdampak siginifikan terhadap tingkat hunian hotel di Bali. Dimana tingkat hunian paling tinggi berada di Bali Selatan seperti Nusa Dua yaitu hingga 100 persen. Sedangkan untuk kawasan sekitar Nusa Dua di atas 80 persen dan kawasan Bali Selatan mencapai 70 persen. 

“Kalau dirata-ratakan tingkat hunian di Bali berkisar di angka 50 sampai 60 persen,” bebernya. 

Dirasakan secara menyeluruh Bali mulai dari penyewaan kendaraan penuh, UMKM jualannya mulai terbantukan dan ini merupakan bagian dari penciptaan 1,1 juta lapangan pekerjaan baru di sektor parekraf. 

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami