search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pejabat AS Klaim Cina Punya Pangkalan Mata-Mata di Kuba
Minggu, 11 Juni 2023, 13:00 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Pejabat AS Klaim Cina Punya Pangkalan Mata-Mata di Kuba

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) di pemerintahan Joe Biden, menyebut Cina telah mengoperasikan pangkalan mata-mata di Kuba setidaknya sejak 2019. Menurut dia, itu bagian dari upaya global Beijing untuk meningkatkan kemampuan pengumpulan intelijennya.

Sosok pejabat yang meminta dirahasiakan identitasnya ini mengatakan, komunitas intelijen AS telah mengetahui mata-mata Cina dari Kuba dan upaya yang lebih besar untuk mengatur operasi pengumpulan intelijen di seluruh dunia selama beberapa waktu.

Pemerintahan Biden telah meningkatkan upaya untuk menggagalkan upaya Cina untuk memperluas operasi mata-matanya. Dia mengklaim, pemerintahan Biden percaya sudah membuat kemajuan lewat diplomasi dan tindakan lain, khususnya dari intelijen AS.

Keberadaan pangkalan mata-mata Cina itu terkonfirmasi setelah The Wall Street Journal melaporkan bahwa Cina dan Kuba pada prinsipnya telah mencapai kesepakatan untuk membangun stasiun penyadapan elektronik di pulau itu. The Journal melaporkan bahwa Cina berencana untuk membayar Kuba sebagai bagian dari negosiasi.

Namun, Gedung Putih dan pejabat Kuba menyebut laporan dari pejabat AS itu tidak akurat. 

"Saya telah melihat laporan pers itu, itu tidak akurat," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby dalam wawancara MSNBC pada hari Kamis (8/6).

"Apa yang dapat saya katakan kepada Anda adalah bahwa kami telah prihatin sejak hari pertama pemerintahan ini tentang aktivitas pengaruh Cina di seluruh dunia; tentu saja di belahan bumi ini dan di wilayah ini, kami mengamati ini dengan sangat, sangat cermat," lanjutnya.

Sementara itu, Pejabat AS yang merahasiakan identitasnya itu kembali menyatakan bahwa komunitas intelijen AS memastikan bahwa mata-mata Cina dari Kuba telah menjadi masalah yang "berkelanjutan" dan "bukan perkembangan baru.

Dia menambahkan, tim keamanan nasional Presiden Joe Biden diberi pengarahan oleh komunitas intelijen segera setelah dia menjabat pada Januari 2021 tentang sejumlah upaya sensitif Cina di seluruh dunia.

Beijing diklaim sedang mempertimbangkan perluasan infrastruktur logistik, pangkalan, dan pengumpulan sebagai bagian dari upaya Tentara Pembebasan Rakyat untuk lebih lanjut pengaruhnya.(sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami