Perang Baru AS dan Cina 'Pecah', Dua Harta Karun Penyebabnya
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Perang tak hanya terkait baku tembak senjata seperti yang terjadi antara Rusia dan Ukraina. Tapi juga terkait kebijakan demi harta karun bumi.
Ini setidaknya terjadi antara AS-Eropa dan Cina. Hal tersebut terkait bahan pembuatan chip gallium dan germanium.
Awalnya AS dan Belanda menghantam produksi chip Cina dengan melakukan pembatasan ekspor peralatan pembuatan chip. Ini sekarang dibalas Tirai Bambu telah mengumumkan kebijakan pembatasan ekspor gallium dan germanium.
Pemerintah Xi Jinping mengatakan akan memberlakukan pembatasan ekspor kedua mineral itu mulai 1 Agustus. Alasannya untuk melindungi kepentingan keamanan nasional.
Ini akan berlaku ke delapan jenis galium, yakni galium antimonida, galium arsenida, galium logam, galium nitrida, galium oksida, galium fosfida, galium selenida, dan galium arsenida. Akan berlaku pula untuk enam produk germanium yakni germanium dioksida, substrat pertumbuhan epitaksi germanium, ingot germanium, logam germanium, germanium tetraklorida, dan seng germanium fosfida.
Apa itu Galium?
Gallium ditemukan di jumlah kecil dalam bijih seng dan bauksit. Logam galium juga diproduksi saat memproses bauksit untuk membuat aluminium.
Menurut asosiasi Critical Raw Materials Alliance (CRMA), sekitar 80 persen diproduksi di Cina. Gallium digunakan untuk membuat gallium arsenide untuk digunakan dalam elektronik.
Hanya beberapa perusahaan yang dapat membuatnya dengan kemurnian yang dibutuhkan. Satu di Eropa dan sisanya di Jepang dan Cina.
Menurut bea cukai Cina, negara itu diketahui mengekspor 94 metrik ton galium pada tahun 2022. Ini naik 25 persen dari tahun sebelumnya.
Impor logam galium dan wafer galium arsenida (GaAs) AS pada tahun 2022 bernilai sekitar US$ 3 juta (Rp45 miliar) dan US$ 200 juta (Rp3 triliun). Menurut USGS, produksi gallium dengan kemurnian tinggi tahun lalu diperkirakan sekitar 290.000 kg, meningkat 16 persen dari 250.000 kg pada tahun 2021.
Menurut A.S. Survei Geologi (USGS), sejumlah kecil galium, sekitar 10 metrik ton pada tahun 2021 diproduksi oleh Jepang, Rusia, dan Korea Selatan. Jerman mengumumkan akan memulai kembali produksi galium primer, setelah harga naik pada tahun 2020 dan 2021.
Apa Itu Geranium?
Bijih germanium adalah sesuatu yang langka. Sebagian besar germanium merupakan produk sampingan dari produksi seng dan abu layang batu bara.
CRMA menulis Cina memproduksi sekitar 60 persen germanium dunia. Sementara sisanya berasal dari Kanada, Finlandia, Rusia, dan AS.
Menurut bea cukai Cina, negeri itu mengekspor 43,7 metrik ton germanium tidak tempa dan tempa tahun lalu. Menurut USGS, sekitar US$39 juta germanium dikonsumsi tahun lalu, naik 10 persen dari tahun 2021.
Teck Resources Kanada (TECKb.TO) adalah produsen germanium terbesar di Amerika Utara, di mana perusahaan mengekstraksi bahan dari peleburan Trail di British Columbia. Perusahaan Indium yang berbasis di AS juga memproduksi germanium begitu juga Umicore Belgia.
Penggunaan Galium dan Geranium?
Diketahui logam tersebut digunakan dalam chip komputer berkecepatan tinggi. Termasuk di sektor pertahanan dan energi terbarukan.
Germanium misalnya adalah kunci kabel serat optik dan juga digunakan dalam chip komputer berkecepatan tinggi. Ini juga dipakai untuk plastik serta radiasi infra merah.
Logam dan oksidanya digunakan dalam aplikasi militer seperti perangkat penglihatan malam serta sensor citra satelit. Hal ini juga penting untuk teknologi rendah karbon seperti sel surya.
Menurut perusahaan AS Wafer World, semikonduktor yang dibuat dengan gallium arsenide daripada silikon dapat beroperasi pada frekuensi yang lebih tinggi dan tahan panas.
Mereka juga menghasilkan lebih sedikit noise daripada perangkat silikon, terutama pada frekuensi operasi tinggi, menjadikannya berguna dalam radar dan perangkat komunikasi radio, satelit, dan LED.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/net