search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Putin Ancam Pakai Nuklir, Negara NATO: Hancurkan Rusia
Minggu, 2 Oktober 2022, 08:58 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Putin Ancam Pakai Nuklir, Negara NATO: Hancurkan Rusia

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Polandia menanggapi dengan keras penggunaan senjata nuklir di Rusia. Menteri luar negeri Zbigniew Rau mengatakan tanggapan NATO harusnya bukan non-nuklir namun 'hancurkan'.

Saat berkunjung ke Washington, Rau mengatakan aliansi sedang berproses menyampaikan pesan itu ke Moskow, dikutip dari The Guardian, Sabtu (1/10/2022).

Rentetan kekalahan pasukan Rusia di Ukraina meningkatkan kekhawatiran Presiden Vladimir Putin mungkin menggunakan senjata nuklir. "Sepengetahuan kami, Putin mengancam akan menggunakan senjata nuklir taktis di Ukraina, bukan menyerang NATO, artinya NATO harus merespon dengan cara konvensional," ungkap Rau.

"Namun responnya harus menghancurkan. Saya kira ini merupakan pesan yang jelas dikirim oleh aliansi NATO ke Rusia saat ini," tambahnya.

Sebelumnya, penasihat keamanan Amerika Serikat (AS), Jake Sullivan memperingatkan setiap penggunaan nuklir oleh Kremlin akan memiliki 'konsekuensi bencana untuk Rusia'.

Dilaporkan Militer Rusia memperluas wajib militer, dengan tujuan mengirimkan 300 ribu tentara lagi di Ukraina.

 

Namun ada laporan lain yang menyebutkan jumlahnya jauh lebih banyak lagi.

Kebijakan itu juga yang memicu eksodus pada perbatasan Rusia. Khususnya pria yang berusia wajib militer.

"Jelas, Presiden Putin kalah perang di Ukraina," kata Rau,"Jadi reaksinya adalah meluncurkan mobilisasi. Namun nampaknya tidak membantunya memenangkan perang".

Rau menambahkan jika mobilisasi mengarah pada terobosan, maka jadi opini publik Rusia. "Selama ini perang populer, setidaknya bagi mayoritas penduduk Rusia, hingga 80 persen," jelasnya.

"Dan sekarang, tiap keluarga Rusia harus mengambil posisi mereka sendiri pada perang, mengetahui bahwa orang yang mereka cintai dikirim ke sana dan bisa dibunuh di sana," ungkap Rau.(sumber: cnbcindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami