Ragamnya Kuliner yang Disajikan di Angkringan Negaroa
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Ni Komang Suiti tergabung dalam stand PKK Desa Kaliakah menjual aneka jenis panganan dan jajanan khas pasar.
Upaya yang dilakukan sebagai bukti bahwa usaha UMKM yang kini ada benar-benar produktif dan aktif terutama kalangan para kelompok PKK.
"Sempat viral jaje bendu khas Negaroa buatan almarhum Ketut Semioni (51) pemilik Kembang Sari dari Banjar Munduk Desa Kaliakah Kecamatan Negara, Bali, kita kehilangan pencetus jaje bendu yang terkenal itu," ungkapnya.
Sementara pengunjung I Wayan Obie Ambara Putra asal Lingkungan Keladian Kelurahan Dauhawaru menyampaikan bahwa kuliner dan aneka jajanan yang ada cukup murah hanya saja sajian dan kemasannya yang perlu dikelola secara baik.
Sementara, I Komang Wahyu Adi Yoga Pranata yang membuka angkringan ayam bakar Gas Pol diminati para kaum remaja dan keluarga dengan harga terjangkau. Sebagian besar menu sajian yang diminati jaje kelepon, dimana bahan dasarnya tepung ketan dan menggunakan gula aren lokal.
"Dengan harga per paket 15 ribu sudah dapat menikmati kuliner sambil menikmati hiburan musik. Angkringan Peradah (Perhimpunan pemuda Hindu Indonesia) dengan menyisihkan 10 persen hasil penjualan akan di khususkan untuk pembangunan pura yang ada di Kabupaten Jembrana," katanya.
Sedangkan, I Putu Eka Santika yang membuka angkringan HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) menjual hasil olahan ayam dan gorengan serta juga varian terbaru berupa be kocing steak dengan harga relatif murah di kantong.
"Akan tetapi hal yang perlu dipikiran bersama adalah keberadaan instalasi listrik yang akan sedikit kesulitan dimana masih secara menyambung dari lapak ke lapak yang sebelah, sehingga sedikit kendala yang tak mendasar sih, akan tetapi perlu di pikir untuk kedepannya biar masing-masing lapak ada sendiri," tegasnya.
Ia pun menandaskan pembayaran para musisi yang ada itu merupakan upaya kesepakatan bersama, Karena sound system yang belum dimiliki secara lengkap. Hal ini perlu dipecahkan karena akan menjadi milik bersama.
Salah satu pengunjung, Robert yang juga turis dari Belanda yang sudah 12 tahun di Bali dan tinggal seputaran kelurahan Pendem, mengakui kurangnya penataan angkringan yang perlu diperluas dengan terobosan yang jitu.
"Makanan disini murah dan enak bahkan setiap malam saya pasti datang hanya untuk makan sambil menikmati hiburan musik," pungkasnya.
Reporter: bbn/jbr