Sisa Waktu Dua Minggu Menuju Bencana Nuklir Ukraina
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Perang Rusia dan Ukraina masih berlangsung hingga saat ini. Bahkan, perang tersebut dilaporkan terus mengalami eskalasi.
Baca juga:
Kecelakaan Pesawat Jatuh ke Danau, 19 Tewas
Terbaru, pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia Ukraina telah sepenuhnya terputus dari jaringan listrik setelah diserbu pasukan Rusia. Ini membuatnya bergantung pada generator diesel cadangan, menurut Energoatom, perusahaan pembangkit energi nuklir nasional Ukraina.
"Kemarin dua saluran tegangan tinggi terakhir PLTN Zaporizhzhia yang menghubungkannya ke sistem tenaga Ukraina rusak. Pada pukul 11:04, stasiun masuk ke mode pemadaman penuh. Semua 20 generator diesel dinyalakan," kata Energoatom dalam pernyataan Telegram yang dilihat oleh Reuters.
Perusahaan mengatakan bahwa jalur terakhir yang menghubungkan pembangkit listrik ke jaringan rusak selama penembakan pada Rabu (2/11/2022) lalu. Keenam reaktor telah dimatikan sebelum saluran terakhir dipukul, tetapi mereka semua masih membutuhkan catu daya yang konstan untuk mencegah bencana.
Listrik dibutuhkan untuk memompa air melewat inti reaktor agar reaktor tetap dingin dan terhindar dari kebocoran nuklir.
"Dalam waktu dekat, mereka [Rusia] akan mencoba memperbaiki dan menghubungkan jalur komunikasi [pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia] ke arah Krimea dan Donbas yang diduduki sementara".
Pembangkit listrik, yang berada di bawah kendali tentara Rusia yang menyerang, telah berjalan dengan generator darurat selama dua minggu terakhir, dan sekarang hanya memiliki bahan bakar senilai 15 hari untuk menjalankan generator yang memasok listrik ke reaktor.
Energoatom sebelumnya menuduh Rusia sengaja menargetkan gardu yang terhubung ke pembangkit listrik Ukraina.
Baca juga:
Lima Sekutu Rusia Yang Bikin AS Makin Pusing
"Pemerasan nuklir seperti itu oleh negara teroris seharusnya tidak dijawab oleh komunitas dunia," kata Menteri Energi Ukraina German Galushchenko. "Ukraina membutuhkan perlindungan langit di atas fasilitas energinya".
Energoatom percaya bahwa Rusia sekarang ingin menghubungkan pembangkit listrik Nuklir tersebut ke jaringan listrik Rusia.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net