Sejarah

Mengenang Tragedi Bom Bali II Oktober 2005

 Minggu, 02 Oktober 2022, 23:55 WITA

beritabali.com/ist/Mengenang Tragedi Bom Bali II Oktober 2005

IKUTI BERITABALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Beritabali.com, Badung. 

Peristiwa Bom Bali II adalah serangkaian pengeboman yang terjadi di Bali untuk kedua kalinya setelah tahun 2002 lalu. Pengeboman terjadi pada 1 Oktober 2005 sejumlah tiga kali, satu terjadi di daerah Kuta dan dua di daerah Jimbaran. 

Sedikitnya 23 orang kehilangan nyawa dan 196 lainnya mengalami luka–luka. Peristiwa bom yang kedua di Bali ini memberikan efek yang cukup signifikan terhadap sektor pariwisata Bali, karena pada 12 September 2002 sudah pernah terjadi serangan bom yang mirip dan lebih besar lagi, menewaskan 202 orang.

Pada peristiwa bom Bali II tidak ada orang atau kelompok yang langsung mengaku bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Beberapa hari kemudian, Ansyaad Mbai sebagai Kepala Desk Antiteror Kantor Menteri Polhukam mengeluarkan pernyataan bahwa kejadian itu adalah bom bunuh diri yang dilakukan oleh tiga orang yaitu Muhammad Salik Firdaus, Misno dan Ayib Hidayat. Juga dinyatakan bahwa tersangka pengeboman adalah dua orang warga negara Malaysia bernama Azahari bin Husin dan Noordin M. Top.

Latar belakang peristiwa bom bali pertama adalah berkaitan dengan penyebab perang Afghanistan dan sejarah perang Afghanistan. Begitu juga dengan sejarah bom bali 2005 yang tidak jauh berbeda, yaitu menyasar para warga asing. 

Sejarah bom bali pada 2005 terjadi pada tiga lokasi terpisah yaitu Kafe Nyoman, Kafe Menega, dan Restoran R.AJA’s di Kuta Square. Menurut Ansyaad Mbai, bukti – bukti awal menunjukkan tanda bahwa paling tidak ada tiga orang pengebom bunuh diri dalam serangan ini yang mirip dengan modus operandi pengeboman tahun 2002.

Bukti bom bunuh diri didapatkan dari serpihan ransel dan tubuh manusia yang hancur, namun ada juga kemungkinan bahwa ransel–ransel itu telah disembunyikan sebelum diledakkan. 

Komisioner Polisi Federal Australia, Mick Keelty menyatakan bahwa jenis bom yang digunakan berbeda dari ledakan sebelumnya karena kebanyakan korban meninggal terluka akibat serpihan tajam atau shrapnel, dan bukan karena ledakan kimia.


Halaman :


Berita Beritabali.com di WhatsApp Anda
Ikuti kami




Tonton Juga :





Sejarah Lainnya :


Berita Lainnya :


Hasil Polling Calon Bupati Badung 2024

Polling Dimulai per 1 September 2022


Trending