News

Ubud Writers & Readers Festival: Mencari Keharmonisan Alam Kembali

 Kamis, 25 Oktober 2018, 19:20 WITA

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Beritabali.com, Gianyar. 
Beritabali.com,Gianyar. Janet DeNeef, Pendiri dan Director Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) memperkirakan sekitar 3.000 partisipan akan turut menghadiri acara ini UWRF ke-15. Untuk tema tahun ini mengusung tema “jagadhita, the world we create”. Filosofi ini menurutnya karena saat ini terlalu banyak perbedaan yang memisahkan manusia, sampai melupakan persamaan yang dimiliki. 
 
[pilihan-redaksi]
“Jadi tahun ini kita akan mencari keharmonisan itu kembali,” tandasnya sembari menjelaskan jika tahun ini penulis-penulis, jurnalis, artis serta aktivis dari 30 negara akan turut hadir memeriahkan acara ini. 
 
Ia mengaku 15 tahun lalu festival ini diadakan untuk menarik wisatawan yang jumlahnya menurun ke Bali akibat bom Bali 1. Seiring dengan berjalannya waktu, festival ini ternyata menjadi sebuah festival bertaraf internasional dan sudah sangat dikenal luas di manca negara. 
 
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mewakili Gubernur Bali Wayan Koster juga menghadiri pembukaan Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) ke-15 di Puri Ubud, Gianyar, Rabu (24/10) malam. Pagelaran sastra terbesar di Asia Tenggara ini merupakan acara tahunan yang akan berlangsung selama lima hari dari tanggal 24-28 Oktober 2018. 
 
Tampak malam itu Wagub Cok Ace sangat antusias menonton meriahnya acara serta menyaksikan begitu banyak partisipan di acara pembukaan yang juga merupakan tempat asalnya. Partisipan yang datang pada malam itu memang berasal dari berbagai macam Negara berbaur menjadi satu. Acara seperti ini memang memberikan pengaruh yang cukup besar bagi pariwisata Indonesia dan Bali pada khususnya.
 
Seperti yang dijelaskan sebelumnya oleh para tokoh yaitu Penglingsir Puri Ubud Tjokorda Putra Sukawati, Wakil Menteri Pariwisata Bidang Pemasaran Internasional Prof I Gede Pitana, serta Mantan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. Seperti yang dijelaskan oleh I Gede Pitana, kegiatan seperti ini dan juga banyak festival-festival serupa di Bali secara langsung telah mendongkrak perekonomian Bali. Apalagi menurutnya sekitar 81% perekonomian Bali masih didominasi oleh sektor pariwisata. Ia berharap even seperti ini bisa terus berlanjut karena merupakan salah satu cara untuk mensejahterakan masyarakat.
 
Selain itu, even ini juga diharapkan bisa menjadi ajang bertukar pikiran dan media untuk pertukaran budaya. Apalagi menurutnya pembicara yang hadir dalam kesempatan ini adalah pembicara kelas dunia serta diliput oleh media internasional seperti the Guardian dan BBC. Marty Natalegawa juga mengharapkan hal serupa. Ia berpendapat jika ajang seperti ini adalah salah media untuk mengekspresikan diri.  
 
“Jadi saya harap bisa digunakan dengan sebaik-baiknya,” jelasnya. Festival ini menurutnya adalah untuk memperingati kata-kata, kata-kata untuk mengekspresikan emosi masing-masing. Dalam festival ini Ia mengaku akan menjadi salah satu pembicara sehingga Ia akan banyak mengupas tentang hubungan kata-kata dalam berdiplomasi seperti karirnya selama 30 tahun. 
 
[pilihan-redaksi2]
Sebelumnya Tjokorda Putra menyampaikan apresiasi mendalam akan penyelenggaraan acara ini. Sebagai tokoh Puri Ubud, Ia menegaskan kemabli komitmennya untuk membuka kesempatan seluas-luasnya kepada even-even positif yang berpengaruh pada pariwisata dan kebudayaan Bali. “Saya juga selalu memberikan keleluasaan kepada siapa saja yang ingin menggunaka Puri ini untuk kegiatan positif,” jelasnya.
 
Dalam kesempatan itu juga diisi dengan penyerahan penghargaan untuk sastrawan Indonesia yang juga dikenal sebagai “Pahlawan Sastra” Sapardi Djoko Damono yang telah banyak melahirkan puisi-puisi dan diterjemahkan ke banyak bahasa. (bbn/rlspemprov/rob)


Berita Beritabali.com di WhatsApp Anda
Ikuti kami




Tonton Juga :





News Lainnya :


Berita Lainnya :


Hasil Polling Calon Bupati Gianyar 2024

Polling Dimulai per 1 September 2022


Trending