Akun
user@gmail.com
Beritabali ID: 738173817
Langganan

Beritabali Premium Tidak Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Aktif sampai 23 Desember 2025
New York, USA (HQ)
750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845Call: 469-537-2410 (Toll-free)
hello@blogzine.comLukisan Kamasan Suciarmi Tembus Mancanegara
BERITABALI.COM, KLUNGKUNG.
Usia lanjut tak menjadi halangan bagi seorang pelukis tradisional wanita asal Klungkung Bali untuk tetap berkarya. Dengan kemampuan melukis otodidak dan bahan lukis alami, hasil karya lukis Made Suciarmi laris dibeli pencinta seni dari mancanegara.
Keseharian pelukis tradisonal wanita Ni Made Suciarmi (73 tahun) lebih banyak dihabiskan di studio sekaligus kediamannya di Desa Kamasan Klungkung. Dengan bahan pewarna alami yang disebut batu pere berwarna merah, kuning, dan coklat, kapur sirih sebagai penguat warna, dan berbagai bahan tradisonal lainnya, Made menyelesaikan lukisan gaya Kamasan yang menjadi ciri khasnya dengan teliti.
Di usianya yang terbilang tua, setiap bulannya Made Suciarmi hanya mampu membuat paling banyak 2 lukisan Kamasan ukuran sedang dengan tema wayang Ramayana atau Mahabrata. Jika lukisan yang dibuat lebih besar, detail dan rumit maka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu buah lukisan mencapai 3 minggu hingga satu bulan.
Made Suciarmi mulai belajar melukis secara otodidak sejak usia 6 tahun dengan menggunakan media tanah sebagai wadah untuk corat- coret. Baru di usia 14 tahun tiyang (saya) berkesempatan untuk melukis di atas kanvas, meski ditentang oleh kedua orang tuanya karena dianggap tidak pantas,kata Made.
Kini di usianya yang sudah lanjut, Made yang mempunyai 6 orang anak seniman ini terus berkarya melukis lukisan tradisional Kamasan. Hasil karya lukis Made Suciarmi tak hanya dibeli pecinta seni dari dalam negeri tapi juga dari luar negeri seperti Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang.
Reporter: bbn/sas
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
