Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan

Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Tukang Pijat Diajari Pasang Kondom
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Merebaknya penyakit mematikan HIV/AIDS mesti menjadi perhatian semua pihak mengingat sebagian besar penderita menyasar generasi muda. ”Lima puluh persen lebih penderita merupakan kelompok usia produktif yang dapat berdampak pada pelaksanaan pembangunan daerah dan perekonomian bangsa,” tegas Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota Denpasar Drs Nyoman Aryana M.Si di sela-sela rangkaian penyuluhan kepada 27 panti pijat se-Kota Denpasar Kamis (27/3).
Tim sosialisasi yang melibatkan KPAD Kota Denpasar, KPAD Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Kota Denpasar dan Yayasan Kerti Praja ini selama sebulan berkeliling ke panti-panti pijat yang ada di Kota Denpasar melakukan penyuluhan. Ditambahkannya tingginya usia produktif penderita HIV/AIDS berdampak pada kualitas SDM pelaksana pembangunan. Apalagi HIV/AIDS bisa mengenai siapa saja, tidak memandang pekerjaan, usia, golongan dan jabatan.
Mengutip data dari Dinas Kesehatan Provinsi Bali per Nopember 2007, jumlah penderita HIV/AIDS di Bali mencapai 1.782 orang dan di Denpasar mencapai 891 orang. ”Kasus HIV/AIDS terbanyak ditularkan melalui transmisi seksual (53,2%) dan melalui pemakaian jarum suntik bersama-sama (34,4%),” jelas Nyoman Aryana yang juga Sekda Kota Denpasar ini. Panti pijat menjadi salah satu sasaran sosialisasi mengingat di tempat ini berkumpul beragam orang. ”Kita ingin memperluas sasaran sosialisasi kepada seluruh masyarakat, melalui tempat-tempat yang diperkirakan menjadi bertemunya banyak orang,” tegas mantan Kadis Capilduk ini.
Selain menyasar panti pijat pihaknya juga mengadakan sosialisasi di perusahaan-perusahaan yang mempunyai karyawan cukup banyak dan menjadi tempat bertemunya masyarakat. ”Supermarket, swalayan dan tempat-tempat hiburan seperti karaoke dan bar juga menjadi sasaran sosialisasi,” jelasnya. Termasuk memberikan pelatihan kepada kalangan pendidikan SMP/SMA sehingga bahaya HIV/AIDS bisa diketahui sejak dini. ”Penyuluhan di tempat kerja dipandang penting mengingat tempat tersebut mudah dijangkau masyarakat di sekitar tempat itu,” jelasnya.
Diharapkan informasi yang disampaikan bisa disebarluaskan kepada masyarakat lainnya. Dalam sosialisasi di panti pijat, para karyawan diberikan penyuluhan mengenai bahaya dan penyebaran HIV/AIDS melalui video, ceramah dan penyebaran brosur. ”Karyawan panti pijat juga diberikan pelatihan tentang penggunaan kondom yang baik dan benar,” jelas staf KPAD Kota Denpasar Ni Wayan Sriwiyanti. Sosialisasi kondom dilakukan mengingat alat kontrasepsi ini merupakan salah satu pencegah penyebarluasan HIV/AIDS yang cukup efektif.
Reporter: bbn/ctg
Berita Terpopuler
Bajang Karangasem Tewas Tertabrak Truk di Depan Depo Pertamina Antiga
Dibaca: 3047 Kali
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
