Akun
guest@beritabali.com

Beritabali ID:


Langganan
logo
Beritabali Premium Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium




Akibat Tata Ruang Semrawut dan Kerusakan Lingkungan

Denpasar

Rabu, 8 Oktober 2008, 16:28 WITA Follow
Beritabali.com

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Banjir parah di beberapa wilayah di Bali disertai tanah longsor disebabkan oleh tata ruang yang semrawut dan banyaknya alih fungsi lahan yang menghilangkan daerah resapan air.



Kebiasaan buruk masyarakat membuang sampah di sungai serta saluran air atau selokan, juga ikut menjadi pemicu terjadinya banjir serta tanah longsor.

Hal ini disampaikan dua LSM lingkungan di Bali yakni Wahana Lingkungan Hidup atau Walhi Bali dan Kolaborasi Bali untuk Perubahan Iklim.

Menurut Walhi Bali, banjir parah di beberapa wilayah di Bali disertai tanah longsor kemarin, disebabkan oleh semrawutnya tata ruang Bali.

“Lahan yang seharusnya berfungsi sebagai kawasan resapan air, kini banyak yang beralih fungsi menjadi pertokoan, villa, atau perumahan,” kata Agung Wardana, Direktur Walhi Bali.



“Politik tata ruang yang dikeluarkan pemerintah kabupaten maupun kota Di Bali lebih memihak kepentingan investor dan kurang memperhatikan keberlanjutan lingkungan hidup di Bali,”imbuhnya.



Sementara Kolaborasi Bali untuk Perubahan Iklim melihat kurangnya infrastruktur seperti saluran pembuangan air untuk mengimbangi pesatnya pembangunan fisik di Bali.

“Pembanguan fisik yang pesat membuat kawasan alami seperti hutan mangrove banyak yang dibabat dan diganti dengan kawasan pertokoan atau mall,” jelas Panji Tisna, anggota Kolaborasi Bali untuk Perubahan Iklim.

“Kebiasaan buruk masyarakat yang membuang sampah sembarangan di sungai atau saluran air juga membuat kondisi semakin parah terutama di saat hujan deras,” kata Panji.

Menurut catatan Walhi Bali, saat ini ada tiga kabupaten kota di Bali yang mengalami kerusakan lingkungan paling parah. Ketiga kabupaten kota itu antara lain Kabupaten Badung, kabupaten Tabanan, dan kota Denpasar.

“Tabanan yang sebelumnya dikenal sebagai lumbung beras di Bali, kini banyak lahannya yang beralih fungsi menjadi sarana pendukung pariwisata seperti hotel dan villa. (bob)

Beritabali.com

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami