Akun
user@gmail.com

Beritabali ID: 738173817


Langganan
logo
Beritabali Premium Tidak Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium

Aktif sampai 23 Desember 2025


New York, USA (HQ)

750 Sing Sing Rd, Horseheads, NY, 14845

Call: 469-537-2410 (Toll-free)

hello@blogzine.com
Ketua Dewan dan Anggotanya Nyaris Bentrok

Jumat, 9 Januari 2009, 18:57 WITA Follow
image

images.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Awalnya Rapat Paripurna III dengan agenda jawaban Bupati Jembrana terhadap pandangan umum anggota DPRD Jembrana, Jumat (9/1) berlangsung lancar. Namun seusai sidang, tiba-tiba ajang yang terhormat tersebut nyaris berubah menjadi arena perkelahian antara Ketua DPRD Jembrana, I Made Kembang Hartawan dengan salah seorang anggotanya, Wahyu Eko Widianto.

Kejadian berawal dari seusainya Bupati Jembrana, I Gede Winasa membacakan jawabannya, tiba-tiba Ketua Komisi A, Putu Dwita melakukan interupsi yang mengatakan hingga saat ini legislatif belum menerima penjabaran RAPBD yang akan dibahas saat rapat kerja (raker) nanti. "Baru KUA dan PPAS saja yang diterima. Itupun sudah terlambat sehingga pembahasan juga terlambat,"katanya. Interupsi tersebut ditanggapi Kembang dengan mengatakan agar seluruh anggotanya bersabar menunggu penjabaran RAPBD tersebut sore ini sehingga Sabtu dan Minggu dapat dipelajari untuk dibahas dalam raker, Senin (12/1) mendatang. Setelah menanggapi interupsi Dwita, Kembang menutup rapat.

Seusai rapat Kembang tampak berbincang-bincang dengan Winasa, Wabup, Putu Artha dan plh Sekda Jembrana I Gede Suinaya serta beberapa kadis dan anggota dewan. Dalam perbincangan tersebut, Kembang menyampaikan kalau pihaknya tidak pernah menyalahkan keterlambatan eksekutif dalam mengirim penjabaran RAPBD namun yang terpenting bagaimana agar penjabaran RAPBD bisa segera dikirim. "Kami tidak tahu penjabaran RAPBD sudah masuk atau belum karena staf mengatakan belum. Yang kita bahas dalam rapat kerja bukan KUA dan PPAS namun penjabaran RAPBD sehingga tahapannya benar walaupun terlambat," kata Kembang.

Setelah beberapa lama diskusi, tiba-tiba Wahyu nyelonong sambil nyeletuk. "Ah,bikin gampang aja jadi dewan, kita sudah terima KUA dan PPAS kok,"katanya. Tampaknya ucapan Wahyu ini membuat Kembang naik darah lalu mendorong Wahyu hingga ke tembok sambil berucap "Apa maksud kamu kok gampang-gampang saja, kalau mau gampang jangan jadi dewan, yang kita tanyakan penjabaran RAPBD sudah masuk apa belum," katanya.

Kalau saja tidak segera dilerai oleh para pejabat dan anggota dewan lainnya, keduanya adu pukul mungkin terjadi. Saat dilerai, Wahyu dengan muka merah sempat berteriak-teriak dengan berbagai kata-kata dan berusaha mengambil papan nama salah satu pimpinan dewan dengan maksudnya untuk melempar Kembang kendatipun akhirnya dibatalkan.

Kembang ketika dikonfirmasi seusai insiden tersebut, mengatakan dirinya merasa sangat tersinggung dengan sikap anggotanya yang tidak sopan dan tanpa permisi lalu tiba-tiba nyeletuk padahal dirinya sedang serius membicarakan masalah RAPBD. "Saya merasa terganggu. Harusnya dia jangan begitu, mari kalau diskusi dalam rapat. Dewan memang sudah menerima KUA dan PPAS dan sudah final. Yang kita perlukan penjabaran RAPBD sehingga nantinya kita tidak salah. Dia itu tidak mengerti," katanya. 

Sementara itu, Wahyu langsung dipanggil Badan Kehormatan (BK) untuk diminati penjelasan terkait insiden memalukan tersebut. "Saya kira itu hanya dinamika politik saja yang biasa terjadi," ujar Wahyu saat menuju ruang BK. (dey)

logo

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/dey



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami