search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
RSUD: Putra Meninggal Karena
Senin, 29 Juni 2009, 19:13 WITA Follow
image

images.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Tudingan kalau pihak RSUD Negara melakukan malpraktek hingga Wayan Putra (46), warga Desa/Kec. Melaya meninggal pasca menjalani operasi hernia dibantah Direktur RSUD Negara, I Gede Wiadnyana. Menurutnya, Putra meninggal karena mengalami "kardiogenik shock".

Wiadnyana, ketika dihubungi, Senin (29/6) mengatakan sejak diterima oleh RSUD Negara, persiapan operasi sampai pelaksanaan operasi dilakukan oleh tim yang terdiri dari dokter spesialis anastesi, spesialis bedah, spesialis penyakit dalam, dibantu beberapa paramedis.

“Operasi hernia berjalan lancar dan tidak ada masalah. Begitu juga pasca operasi, kondisi pasien juga tidak ada masalah dia sehat-sehat saja bahkan pada Sabtu (27/6) sudah bisa duduk,” ungkapnya.

Namun, kata Wiadnyana, memasuki hari kelima, Minggu (28/6) sekitar pukul 19.30, tiba-tiba Putra shock dan tidak sadarkan diri. “Kami sudah berusaha sekuat tenaga melakukan pertolongan sesuai protap untuk menangani pasien shock. Sayangnya upaya tersebut tidak berhasil, sepuluh menit kemudian dia meninggal,” ujarnya.

Menurut Wiadnyana, Putra diketahui tidak memiliki riwayat penyakit lain, termasuk jantung sehingga pihaknya menyimpulkan kalau penyebab meninggalnya Putra lantaran mengalami "kardiogenik shock" yang membuatnya mengalami gagal jantung.

“Kematian pasien itu (Putra) tidak ada hubungannya dengan operasi hernia yang kita lakukan. Kuat dugaan kalau dia meninggal karena mengalami "kardiogenik shock" yang mengarah ke jantung sehingga membuat pasien itu gagal jantung. Jadi bukan karena malpraktek,” bantahnya.

Menurut Wiadnyana, "kardiogenik shock" seperti yang dialami Putra, memang berlangsung mendadak tanpa didahului oleh gejala-gejala tertentu. “Shock semacam ini terjadi tiba-tiba. Bisa saja sebelumnya orangnya sehat-sehat saja dan tidak memiliki riwayat penyakit jantung, tetapi tiba-tiba shock lalu meninggal,” jelasnya.

Terkait dengan keberatan pihak keluarga atas meninggalnya Putra, Wiadnyana mengaku memakluminya dan akan berupaya memberi pemahaman kalau penyebab kematiannya karena "kardiogenik shock" yang membuat gagal jantung dan bukan karena malpraktek.

“Kita maklum dengan kondisi keluarga korban, kita akan koordinasikan dengan mereka dan kita jelaskan kejadian sebenarnya,” pungkas Widanyana. 

Reporter: bbn/sin



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami