search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bayi Tanpa Tempurung Kepala Akhirnya Meninggal
Minggu, 13 Desember 2009, 20:34 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Bayi penderita enencephaly (lahir tanpa tempurung kepala) dari Dusun Palasari, Desa Pemuteran Kecamatan Gerokgak, Buleleng, akhirnya meninggal dunia setelah dua hari dirawat di rumahnya di Desa Pemuteran. Sebelumnya bayi malang ini pulang paksa dari RSUP Sanglah akibat terbentur biaya perawatan dan pengobatan.

Rasa duka mendalam dirasakan kedua orang tua bayi penderita enencephaly yang lahir tanpa tempurung kepala, Minggu (13/12). Anak kedua pasangan Made Wenten (31) dan Ni Ketut Sukartini (29) menghembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 20.15 Wita. Isak tangis juga tidak henti keluar dari keluarga sederhana itu.

 Tadi sekitar jam delapan malam meninggal dunia, kemarin baru pulang paksa dari RSUP Sanglah. Ya, mau gimana, memang keluarga ini tidak punya apa-apa dan terpaksa merawat bayinya itu sehingga meninggal dunia, ungkap Perbekel (kepala) Desa Pemuteran, Ketut Sudharma saat menenangkan kedua orang tua bayi.

Belum diketahui secara pasti rencana penguburan yang dilakukan untuk bayi mungil itu lantaran di Desa Pemuteran sedang dilakukan upacara pengabenan (kremasi jenazah).



 Belum, belum kita ketahui, mungkin besok siang, kerena di sini masih ada upacara pengabenan, ujar Sudharma.

Warga Desa Pemuteran yang dikomando Perbekel setempat telah berupaya melakukan pengalian dana. Bahkan dana yang terkumpul telah mencapai hampir Rp 3 juta.

 Kami sebelumnya sudah berupaya menggalang dana agar bayi ini bisa menjalani operasi, namun kehendakNya, kita tidak bisa berbuat banyak, papar Sudhrama dan sejumlah tokoh masyarakat Desa Pemuteran.

Sebelumnya, bayi malang Kamis (3/12) lalu terlahir melalui operasi cesar di RS Kertha Usadha Singaraja. Bayi terlahir tanpa memiliki tempurung kepala (enencephaly).

Akibat terlahir dalam keadaan tidak normal itu, terpaksa menjalani perawatan di RS tersebut selama dua hari sebelum minta pulang karena alasan tidak mempunyai biaya.

Selanjutnya bayi yang lahir dengan bobot 2,4 kg tersebut dijemput paksa oleh pihak RSUD Buleleng untuk selanjutnya dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar.

Namun baru dua hari dirawat di RSUP Sanglah, orang tua bayi kembali memaksa minta pulang karena mengaku tidak sanggup membiayainya lantaran dikenakan biaya perawatan sejumlah Rp 1.064.500.

Sang bayi kemudian menjalani perawatan seadanya di rumah hingga meninggal dunia.

Reporter: bbn/sas



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami