Keluarga TKI Asal Jembrana Resah
BERITABALI.COM, JEMBRANA.
Sebanyak 175 orang warga Jembrana mengadu nasib di Jepang sebagai TKI. Dari 175 orang Sembilan diantaranya berasar dari Desa Yehkuning, kini keluarga pahlawan devisa resah pasca Gempa berkekuatan 8,9 skala ritcher yang disertai Tsunami melada Jepang.
Pasalnya para keluarga TKI asal jembrana tersebut kehilangan kontak dengan sang anak. Dari penelusuran beritabali.com, orang tua TKI Putu Sandi Guna (24), yang tinggal di Banjar Beratan, Desa Yehkuning, Made Sinda (65) dan istrinya Ni Made Armini saat ditemui di kediamannya, Sabtu ( 12/3) menjelaskan mereka sangat cemas dengan anaknya yang mengadu nasib di bumi Sakura tersebut.
Mereka sempat melihat berita di televisi yang menyiarkan Jepang tempat anak kesayangannya bekerja dilanda Gempa dan Tsunami." Saya cemas sekali setelah saya melihat berita di televisi, saya berusaha menelpon anak saya beberapa kali,namun tidak bisa tersambung." Jelas Armini penuh kecemasan.
Namun kecemasan itu sedikit terobati setelah dirinya menerima SMS dari sang anak. Dalam pesan singkat anaknya, Armini mengetahui bahwa kondisi anaknya baik-baik saja. Menurut anaknya tempatnya bekerja tidak dilanda Tsumani, namun anaknya sempat merasakan gempa yang keras. Putu Sandi Guna berangkat Ke Jepang tanggal 23 Januari 2009 dan dikontrak oleh salah satu perusahan di Jepang selama tiga tahun. Putu Sandi Guna bekerja di pertenakan babi di daerah Baraki.
Lain halnya bagi keluarga TKI Made Baig Artawan (24). Kini bapaknya Ketut Riasa (62) dan ibunya Niluh Beni (46) dilanda kecemasan sebab pasca terjadinya Gempa dan Tsunami melanda Jepang dirinya kehilangan kontak dengan sang anak, padahal sebelum terjadi gempa dan tsunami anaknya rajin berkabar lewat telpon dengan dirinya, begitu pula sebaliknya.
Namun panca terjadinya gempa dan tsunami dirinya kehilangan kontak dengan anaknya. "Saya binggung, bagaimana nasib anak saya sekarang." Jelas Ketut Riasa cemas.
Ditambahkan pula bahwa anaknya berangkat tanggal tanggal 18 September 2009 diberangkatkan oleh pihak Pemkab Jembrana dan bekerja di perkebunan di daerah Baroki Jepang. Ketut Riasa mengharapkan perhatian dari Pemkab yang telah memberangkatkan anaknya untuk bertanggung jawab memberikan informasi yang benar tentang nasib anaknya.
Sementara itu Kadis Naker Jembrana, Dede Haryadi saat dikonfirmasi menjelaskan, jumlah Tenaga Kerja Indonesia di Jepang asal Jembrana sebanyak 175 orang. TKI tersebut merupakan tenaga magang yang diberangkatkan Pekab Jembrana, tersebar di Tsukuba sebanyak 163 orang, Hokomoku sebanyak Sembilan orang dan di Miyake tiga orang.
Namun pasca Gempa dan Tsunami melanda Jepang pihak Pemkab jembrana kesulitan melakukan kontak dengan perusahan yang mengontrak para TKI asal jembrana tersebut. Namun pihaknya berjanji secepat mungkin berusaha mencari informasi tentang nasib dan keberadaan TKI tersebut.
Reporter: bbn/ctg
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
