Ratusan Orang Hadiri Atma Wedana Korban G 30 S 1965
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Ratusan orang hari ini (30/9/2012) menghadiri upacara atma wedana atau penyucian roh, bagi korban peristiwa korban Gerakan 30 September 1965. Dalam upacara ini, ada 108 korban Gerakan 30 September 1965 di Bali yang mendapat upacara penyucian.
Upacara atma wedana ini digelar di halaman depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Renon, Denpasar. Selain dihadiri keluarga korban peristiwa G 30 S 1965, upacara ini juga dihadiri sejumlah tokoh seperti Sukmawati Soekarno Putri dan Amelia Yani, putri Pahlawan Revolusi Letjen Ahmad Yani.
Dalam upacara yang dipimpin 3 orang pendeta Hindu ini, dilakukan upacara penyucian terhadap 108 'sekah' atau simbol korban yang telah meninggal. Setelah melalui beberapa rangkaian ritual agama Hindu, 108 buah 'sekah' korban G 30 S 1965 ini kemudian dibakar di lokasi upacara dan selanjutnya dilarung ke Pantai Sanur.
Upacara Atma Wedana ini disambut bahagia para keluarga korban G 30 S 1965. Salah satunya adalah Gede Rohita, asal Desa Bulian, Buleleng. Ayah Rohita, Gede Tegeg, menjadi salah satu korban G 30 S 1965. "Ayah saya dulu dibunuh karena masalah kepemilikan tanah. Karena ada sentimen pribadi, waktu itu dijadikan kesempatan.
Bapak saya bukan komunis dan hanya korban fitnah," ujar Rohita, yang mengaku tidak tahu persis kuburan ayahnya setelah dibunuh waktu itu. Rohita mengaku lega karena kini ayahnya sudah diupacarai secara lengkap menurut keyakinan agama Hindu. Sementara Amelia Yani, putri Pahlawan Revolusi Letjen Ahmad Yani meminta semua pihak agar melupakan peristiwa G 30 S 1965.
"Dulu saya pernah marah dan dendam, tapi kini sudah hilang karena sudah 47 tahun. Dengan selesainya persoalan 65 (G 30 S 1965) ini, sebaiknya kita semua maju ke depan tanpa ada beban lagi di bathin kita,"ujarnya.
Reporter: bbn/psk