Akun
guest@beritabali.com

Beritabali ID:


Langganan
logo
Beritabali Premium Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium




Korban Tuding Lion Air Banyak Melakukan Kebohongan Publik

Denpasar

Sabtu, 27 April 2013, 17:10 WITA Follow
Beritabali.com

www.beritabali.com/Dok

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Dua orang korban Lion Air yang jatuh di laut barat landasan Bandara Ngurah Rai Bali yaitu Sukreny Wenno dan Putri Sandra Dewi Wenno menuding manajemen Lion Air banyak melakukan kebohongan publik dan memberikan banyak keterangan palsu yang diberitakan di berbagai media cetak maupun elektronik.

Salah satu korban yakni Putri Sandra Dewi Wenno mengaku ada beberapa kebohongan Lion terhadap para korbannya.

Menurut Putri kebohongan pertama Lion Air yaitu soal nomor penerbangan yang dibeli dirinya maupun para penumpang dengan tiket dengan nomor penerbangan JT 960V. Namun anehnya yang diumumkan adalah JT 904.

"Hal itu akan menimbulkan banyak masalah dan jika dicermati para penumpang nantinya tidak bisa melakukan klaim dan hak laiinya karena nomor penerbangan berbeda dengan pesawat yang ada," ujarnya, ketika ditemui di kontrakannya di Kuta, Sabtu (27/4/2013).  

Putri juga menuturkan jika jadwal penerbangan sempat cancel selama 1 jam dan ternyata penumpang tetap terbang dengan pesawat yang sama.

Kebohongan Lion yang kedua  adalah selama dalam perjalanan dari Bandung ke Denpasar, jumlah pramugari hanya 3 orang.

Namun saat diwawancarai di sebuah stasiun televisi nasional, jumlah pramugari dikatakan ada 6 orang.

"Pertanyaan kita, dimanakah yang 3 orang pramugari selama perjalanan tersebut. Apakah mereka hanya duduk-duduk saja di ruangan pilot atau bagaimana," ucapnya heran.

Kebohongan ketiga, kata Putri yaitu soal ganti rugi barang yang rusak hingga kini barang penumpang yang rusak belum sepenuhnya digantu rugi oleh pihak Lion.

"Beberapa barang berharga miliknya yaitu Handycam, HP Blackberry dan dua HP Nokia serta satu HP Venera, dompet berisi uang tunai Rp 5,2 juta dan surat-surat berharga lainnya yang totalnya bernilai sekitar Rp 12 juta lebih belum diganti oleh Lion," jelasnya.

Kebohongan Lion Air yang ke empat yakni tidak membayar biaya hidup perhari perpenumpang sebesar Rp 200 ribu selama barang-barang bagasi belum ditemukan seperti yang sudah dijanjikan.

Belum lagi biaya hidup selama proses rawat jalan di Bali juga tidak ditanggung Lion.

"Kami hanya menerima tanggungan Jasa Raharja dan uang tunai Rp 10 juta dari Lion Air. Setelah itu kami tidak tahu lagi harus mengadu kemana nasib kami ini," paparnya.

Satu hal lagi yang perlu diungkap ke publik yaitu saat Lion jatuh di laut, pramugari dan crew lainnya hanya ingin menyelamatkan dirinya masing-masing.

"Ketika kami bergegas naik boat, ternyata ada pramugari sudah ada dalam boat lainnya, dan bahkan ada pramugari yang sudah tiba di darat terlebih dahulu. Padahal masih ada seorang nenek yang sudah berumur namanya Agustina yang nyaris tenggelam karena terjebak seatback sementara air laut terus naik ke dalam pesawat," tuturnya.

Selain itu, satu pramugari yang masih berada di pesawat juga tidak bisa berbuat banyak dan tidak tahu harus melakukan apa kepada para penumpang.

"Ada satu ibu dan bayinya yang bingung mau melakukan apa karena panik. Anehnya, para petugas tidak mau mendahulukan para penumpang tetapi malah pramugari dan pilot yang terlebih dahulu ditolongnya," ucapnya geram. (Dws)
 

Beritabali.com

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami