search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ngeri Size
Sabtu, 8 Juni 2013, 19:33 WITA Follow
image

google.com (ilustrasi)

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Selain dikenal sebagai kawasan wisata terkenal di Bali, kawasan Sanur juga dikenal sebagai salah satu tempat 'destinasi' favorit bagi pria hidung belang yang ingin mencari kenikmatan sesaat dari para Pekerja Seks Komersial. Seperti apa potret kawasan XX Sanur ini, berikut hasil penelusuran tim investigasi beritabali.com.

Siang telah berganti malam. Geliat kehidupan perempuan malam pun mulai menghiasi hingar bingarnya dunia gemerlap malam Sanur. Sekelompok perempuan penjaja kemolekan tubuh telah bersolek dan berkumpul. Mereka bersiap melakukan aktifitasnya menawarkan kenikmatan tubuhnya kepada lak-laki hidung belang.

Semerbak harum aroma dupa menyapa saat beritabali.com melangkah masuk ke dalam pekarangan sebuah rumah dengan nomor berakhiran huruf “ XX ” . Nampak salah satu pelinggih atau tugu di sebelah kanan pintu masuk rumah, kokoh berdiri meyebarkan asap dupa dari sebuah canang segar.

Jika dilihat dari Jalan Danau Poso Sanur, akan nampak jelas bahwa di ujung gang tersebut merupakan sebuah wisma atau bungalow. Tarif sewa bungalow yang berlaku bisa tarif short time atau full day.

Wisma bernomor 67 X tersebut tak sendiri. Ia bersanding dengan unit bangunan lain sebagai tempat berkumpulnya para perempuan penjaja sex. Terdapat dua tempat lokasi penyedia perempuan yang jaraknya berdekatan, yakni 18 X dan 66 X. Masing–masing memiliki ciri yang berbeda. 18 X memajang perempuan di balik dinding kaca, sementara di 66 X, perempuan akan duduk menghadap pintu masuk dari teras rumah. Mereka bisa langsung dipilih dari jarak dekat didampingi seorang pria atau perempuan sebagai pemandunya.

Di antara mereka yang menjaja tubuh, ada yang tengah asik bermain handphone sesekali melirik manja pengunjung yang menyambanginya. Ada pula yang bersenda gurau antar sesamanya menggunakan bahasa Indonesia dan Sunda.

“ Mau nyari yang mana mas, yang cantik atau yang baru. Semua masih muda–muda, umurnya antara 19 tahun sampai 27 tahun. Harga pakai paket mas, kebanyakan dari Jawa Barat “, ujar seorang pria yang mengaku bernama Rudi. Ia telah 4 tahun bekerja di Bungalow 35 X, sebagai tenaga antar jemput l*nt* atau biasa disingkat anjelo.

Rudi mengungkapkan, dari pengamatannya, di antara perempuan penjaja sex komersial yang ada di sana, tak seorang pun mau kencan dengan orang asing atau bule. Dan mereka selalu menekankan untuk menggunakan kondom ketika berhubungan.

 



“ Kalau bule banyak yang gak mau karena ukuran “ barangnya “ yang besar-besar.  Kalau turis Jepang, ceweknya baru mau, karena cara mereka memperlakukan cewek sama kayak kita," ungkapnya lagi.

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami