search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Hanya 30 Menit Waktu untuk Evakuasi Tsunami
Senin, 17 November 2014, 08:44 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Hanya 30 menit waktu tersedia untuk menyelamatkan diri dari terjangan gelombang tsunami. Waktu yang singkat itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh warga yang ada di kawasan rawan terjangan tsunami.

"Ketika ada peringatan dini tsunami, namun tsunami besar tidak datang, sebagian dari kita sering menyalahkan sistem yang ada," Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Nugroho, Minggu (16/11).

Bahkan tak jarang banyak yang menyalahkan BMKG, BNPB dan BPBD. Tapi hal itu Tidak mengapa, artinya mereka masih selamat dari tsunami.

Masih ingat tsunami di Flores pada 12 Desember 1992 yang menyebabkan 2.150 orang tewas dan hilang. Begitu juga tsunami di Banyuwangi pada 1994, ada 238 orang tewas. Di Biak pada 1996, 60 orang tewas dan 134 orang hilang.

Tsunami katastrofik di Aceh pada 2004 menyebabkan 283.000 orang tewas dan hilang, dan di Pangandaran pada 2006 ada 600 orang tewas. Memang Indonesia rawan tsunami.

Untuk diketahui, Ada sekitar lima juta jiwa penduduk tinggal di daerah rawan tsunami. Antara1629 hingga 2014 sudah terjadi 174 tsunami di Indonesia.

Jika sumber gempanya setempat alias di sekitar Indonesia, waktu rata-rata untuk menyelamatkan diri itu cuma 30 menit.

Tapi jika gempanya jauh, seperti saat tsunami di Sendai Jepang 2011, waktunya bisa sekitar lima jam. Dengan waktu 30 menit itu, pasti terjadi kepanikan dan Itu berlaku universal. Di Jepang pun masyarakat juga panik,

Berdasarkan survei, saat terjadi gempa berkekuatan 8,5 SR dan tsunami di Aceh 11 April 2012, 79 persen masyarakat setempat keluar rumah saat gempa dan 21persen tetap berada di rumah. 63 persen tidak mendengar sirine tsunami.

Masih tentang penyelamatan masyarakat. Infrastruktur peringatan dini tsunami masih terbatas. Dari 4.500 km panjang pantai yang rawan tsunami hanya ada 38 sirine tsunami dari kebutuhan 1.000 sirine. Shelter evakuasi hanya ada sekitar 50 unit dari kebutuhan 2.500 unit.

"Ini adalah fakta. Tsunami harus mendapat perhatian serius dari pemerintah dan pem daerah guna melindungi masyarakat dari ancaman tsunami," katanya.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami