Semarak Mesuryak Berebut Rupiah di Bongan Gede Tabanan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
Sepuluh hari setelah perayaan hari raya Galungan, masyarakat Hindu di Bali merayakan hari Raya Kuningan. Beberapa tradisi unik masih dilestarikan oleh masyarakat, khususnya bagi warga masyarakat Bongan Gede, Desa Bongan, Kecamatan Tabanan.
Hari raya Kuningan yang jatuh setiap enam bulan sekali, selalu diperingati dengan tradisi mesuryak. Tradisi yang dipercaya bertujuan mengantarkan roh leluhur kembali ke sorga tersebut kembali digelar pada hari Raya Kuningan, Sabtu (27/12/2014).
Prosesi mesuryak dimulai sekitar pukul 09.00 Wita sampai pukul 11.00. Diawali dengan persembahyangan mulai dari rumah masing-masing warga, kemudian dilanjutkan di merajan (Pura Keluarga Besar), dan Pura Khayangan Tiga.
Setelah prosesi ini usai, Trasisi mesuryak pun dimulai. Seluruh keluarga besar melangsungkan persembahyangan di merajan memohon keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, begitu juga kepada para leluhur yang dipercaya berada di rumah sejak hari raya Galungan hingga Kuningan.
Mesuryak kemudian dilanjutkan dengan membawa segala perlengkapan upacara seperti banten dan sesajen ke depan pintu masuk rumah masing-masing. Selanjutnya para pemangku atau yang dituakan melantunkan doa-doa yang ditutup dengan mesuryak.
Masing-masing keluarga memberikan bekal berupa uang logam mapun kertas. Uang tersebut dilemparkan ke udara kemudian disambut warga lainya. Laki perempuan anak-anak berebut saling dorong mendapatkan uang.
Tidak saja warga Banjar Bongan Gede yang berebut uang, beberapa pengemis yang mengetahui adanya tradisi mesuryak pun ikut berbaur demi mendapatkan rupiah. Suasana mesuryak semakin semarak dengan penampilan barong ngelawang yang turut serta mengiringi tradisi mesuryak.
Kelihan Adat Banjar Pakraman Bongan Gede, Desa Pakraman Bongan Puseh, Kecamatan Tabanan, I Ketut Nuraga ditemui disela-sela pelaksanaan tradisi mesuryak pada Hari Raya Kuningan Sabtu, (27/12/2014) mengatakan tradisi mesuryak merupakan tradisi turun temurun yang ada di banjar-nya.
"Mesuryak bertujuan mengantarkan roh leluhur kembali ke sorga. Kami antar dengan suka cita bergembira dengan bersorak sambil melemparkan uang ke udara yang diperebutkan banyak orang," tandasnya.
Besarnya uang yang digunakan dalam mesuryak bervariasi tergantung kemampuan ekonomi warga. Tradisi ini ada secara turun-temurun itu tetap dilaksanakan setiap enam bulan sekali bertepatan dengan Hari Raya Kuningan.
“Tradisi ini sudah ada sejak agama Hindu ada di Bali, dan kami gelar setiap enam bulan sekali,” jelasnya.
Besaran uang yang dipakai untuk mesuryak pun tidak dipatok, tergantung taraf ekonomi keluarga masing-masing. Pada mesuryak yang digelar tadi pagi, masing-masing satu kepala keluarga atau satu sanggah merajan mempersembahkan uang sekitar Rp 1 Juta .
Reporter: bbn/nod