search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Wisatawan China Banyak Diperas Petugas Imigrasi dan Bea Cukai Bali
Senin, 16 Februari 2015, 20:26 WITA Follow
image

bbn/net/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Konsul China di Bali mengajukan protes keras terkait banyaknya wisatawan China yang dipersulit dan diperas petugas Imigrasi dan Bea Cukai di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Protes itu disampaikan konsulat China di Bali kepada Rudiyanto selaku Kadin Bali Komite Hubungan Perdagangan Indonesia-China & Asean.

"Kadin Bali dapat komplain dari Konsul China di Bali. Turis-turis China yang begitu banyak datang ke Bali dipersulit petugas imigrasi dan bea cukai di Bandara Ngurah Rai, seperti paspor dan barang bawaannya," ujar Rudianto kepada Beritabali.com di Denpasar, Senin (16/2/2015).

Rudianto menuturkan jika Konsul China mengeluhkan wisatawan asal China banyak kopernya sering dibongkar oleh petugas Bea Cukai Ngurah Rai. Selain kopernya dibongkar, barang bawaan mereka juga banyak disita dan disuruh bayar dengan jumlah tertentu. 

"Barangnya disita seenaknya oleh petugas Bea Cukai. Kalau narkoba sich ndak apa-apa. Ini bayar sekian, kalau tidak mau bayar, barang mereka diambil dan disita seenaknya. Kesan pertama sudah negatif. Dinegara lain seperti Singapore tidak begitu perlakuan petugasnya," tuturnya.

Rudianto mengaku tidak terkejut atas prilaku petugas Imigrasi dan Bea Cukai Bandara Ngurah Rai. Pasalnya, hal itu sudah menjadi rahasia umum jika perilakunya seperti itu. Dengan tugas dan wewenangnya itu, celah-celah itu dipakai untuk menahan dan meminta uang 

"Staf Bea Cukai di Bandara Ngurah Rai yang bertugas sekarang kebanyakan anak muda dan kelakuannya kayak koboy. Teman saya di Kadin di Bali bernama Dolly Sutajaya (Ketua Asosiasi Pertekstilan Bali) dulu pernah bawa mute-mute gitu untuk kerajinan dibilang tidak boleh dan diminta uang 1,5 juta. Biar tidak ribet akhirnya dia kasi. Orang kita aja bisa digituin apalagi orang lain," ungkapnya. 

Rudianto meminta petugas terkait jangan sampai hal-hal kecil itu mempersulit wisatawan China, apalagi mereka tidak bisa bahasa Inggris. Menurutnya, Angkasa Pura memperbolehkan setiap guide China masuk dengan membayar tahunan, mengingat wisatawan China tidak bisa bahasa Inggris, sementara petugas Imigrasi dan Bea Cukai juga tidak bisa bahasa mandarin.

"Wong bahasa mereka saja baik petugas dan wisatawan China sama-sama tidak bisa nyambung. Kemana mereka harus mengadu dan melaporkan kasusnya. Ada wisatawan China beli sarang burung walet kering mau dibawa pulang dipersulit dan dilarang bea cukai padahal aturannya tidak ada," jelasnya.

Ia berharap jangan ada diskriminasi terhadap wisatawan asing yang datang ke Bali. Kadin Bali berharap Dinas Pariwisata Bali dan dinas terkait mendapat kesepakatan untuk mengatasi masalah ini, apalagi Bali mendapat dana promosi termasuk yang paling besar.

"Jangan ada diskriminasilah, turis Eropa tidak diperiksa. Mengapa terjadi diskriminasi pemeriksaan itu dan dibandara dihambat begitu. Ini akan menjadi pembicaraan dimedia online dan sosial di China dan menyebar didunia. Perlakuan buruk ini, wisatawan China akan menyebarkan melalui media online dan media sosial," paparnya. 

Rudianto berharap Angkasa Pura segera memasang cctv setiap sudut di wilayah Imigrasi dan Bea Cukai Bandara Ngurah Rai. Apalagi devisa dari sektor Pariwisata nomer tiga di Indonesia dan pangsa pasar China sangat besar yakni wisatawan China yang ke Bali dari nomer 4 sekarang nomer 2 terbanyak liburan ke Bali, sementara wisatawan Eropa yang ke Bali turun jauh.

"Kapolsek KP3 Bandara juga terima banyak laporan dari wisatawan China. Ini bukan pertama kali, ini sudah berkali-kali terjadi. Seperti sambal, masak barang seperti itu diambil ada-ada saja untuk pungli. Bagaimana mau menargetkan wisatawan China yang banyak ke Bali kalau kelakuan petugas Bea Cukai Bali dan Imigrasi Bali melakukan pemerasan seperti itu," tegasnya.

Konsul China, sambung Rudianto, menarget mendatangkan sebanyak 3 juta wisatawan China ke Bali. Selain komplain ke Kadin Bali, Konsul China, kata Rudianto juga mengajukan protes ke Dinas Pariwisata Bali.

"Senin siang ini kita (Kadin dan Dinas Pariwisata) rencana rapat atas hal ini. Semoga permasalahan ini bisa segera kita atasi agar citra pariwisata Bali tidak semakin buruk," pungkasnya.

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami