Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan

Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Diprotes, Tri Hita Karana Dipakai Ikon Reklamasi Teluk Benoa
Jumat, 8 Mei 2015,
22:30 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Logo Tri Hita Karana Award dipakai oleh PT TWBI sebagai ikon untuk memperlancar rencana reklamasi Teluk Benoa. Hal ini diprotes tokoh pariwisata dan tokoh masyarakat Bali.
Tokoh Pariwisata Bali, Made Suryawan, dalam keterangannya di Sanur, Jumat (8/5/2015) mengatakan, ia mendapat informasi logo Tri Hita Karana dipakai dalam sebuah spanduk di acara PT TWBI (pihak penggagas reklamasi Teluk Benoa).
"Biasanya logo Tri Hita Karana ini digunakan untuk memberi sebuah penghargaan kepada sebuah lembaga yang sudah masuk kriteria yang ada dalam konsep Tri Hita Karana. Kita akan cari tahu, apakah logo yang tercantum memang untuk beri penghargaan kepada pihak TWBI atau sekedar simbol aja yang dipasang di poster TWBI,"ujarnya.
Suryawan menambahkan, jika logo tersebut memang bertujuan untuk memberi penghargaan kepada pihak PT TWBI, artinya pihak yang memberi penghargaan tidak paham terhadap arti penghargaan tersebut.
"Kalau benar, ini artinya kurang paham, karena yang diberi award adalah lembaga yang belum sesuai kriterianya dengan lembaga dan konsep Tri Hita Karana, ini tidak cocok. Ini harus dijelaskan oleh pihak-pihak terkait,"ujarnya.
Sementara tokoh masyarakat Bali, Gusti Ngurah Harta, pemakaian logo Tri Hita Karana dalam kegiatan yang terkait dengan reklamasi Teluk Benoa, mencederai masyarakat Bali, terutama masyarakat yang tidak setuju dengan reklamasi di Teluk Benoa.
"Pemakaian simbol kearifan lokal Tri Hita Karana sangat mencederai kita masyarakat Bali, ini menjadi tanggung jawab kita dan eleman masyarakat Bali yang peduli, jangan simbol-simbol kebijakan para leluhur Bali digunakan untuk mengobrak-abrik Bali, silakan pakai simbol lain, tapi jangan pakai simbol spiritual masyarakat Bali. Dari pantauan saya, simbol ini sudah dipakai selama semingguan lebih dalam kegiatan TWBI,"ujar Ngurah Harta. Ngurah Harta menyatakan akan mempertanyakan ke pihak PT TWBI tentang alasan pemakaian simbol Tri Hita Karana tersebut.
"Kita akan pertanyaakan ke TWBI, apa alasan pakai simbol Tri Hita Karana sebagai ikon reklamasi Teluk Benoa, apakah ini desain orang Bali sendiri dengan harapan akan bisa menarik simpati orang Bali ? Para tetua kita menciptakan Tri Hita Karana bukan untuk gagah-gagahan tapi untuk menjaga tradisi dan alam Bali, untuk menjaga hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan,"jelasnya.
Istilah Tri Hita Karana pertama kali muncul pada tanggal 11 Nopember 1966, pada waktu diselenggarakan Konferensi Daerah l Badan Perjuangan Umat Hindu Bali, bertempat di Perguruan Dwijendra Denpasar.
Secara leksikal, Tri Hita Karana berarti tiga penyebab kesejahteraan. (Tri = tiga, Hita = sejahtera, Karana = penyebab). Pada hakikatnya Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kesejahteraan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan alam lingkungannya, manusia dengan sesamanya.
Berita Premium
Reporter: bbn/psk
Berita Terpopuler
01
02
03
04
05
Bajang Karangasem Tewas Tertabrak Truk di Depan Depo Pertamina Antiga
Dibaca: 3000 Kali
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Senin, 22 September 2025

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Sabtu, 20 September 2025

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Sabtu, 23 Agustus 2025

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
Jumat, 30 Mei 2025

29 Pasangan Ikuti Nikah Massal di Pengotan
Kamis, 15 Mei 2025