search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
WAKE Bali Bantah Siksa Lumba-Lumba Hingga Buta
Senin, 14 September 2015, 19:20 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Beritabali.com, Keramas. Pihak pengelola wisata WAKE Bali di Keramas Gianyar Bali, membantah tudingan LSM pecinta satwa yang menuding pihaknya telah menyiksa lumba-lumba dengan menempatkannya dalam kolam sempit dengan air berkaporit hingga menimbulkan kebutaan pada mata lumba-lumba.
 
Bantahan ini disampaikan Gusti Nyoman Wiadanyana, Manajer Operasional Wake Keramas, kepada Beritabali.com, Senin (14/9/2015).
 
Menurut Gusti, apa yang dituduhkan LSM pecinta satwa kepada pihaknya selama ini tidak benar. Menurut Gusti, usaha wisata lumba-lumba di Pantai Keramas yang dikelola pihak WAKE Dolphin, sudah mendapat ijin resmi baik dari Pemerintah Provinsi Bali maupun Pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Kehutanan.
 
Terkait perawatan empat ekor lumba-lumba di WAKE Dolphin, menurutnya sudah dirawat dengan sangat baik, dengan ditangani oleh dokter hewan khusus. 
 
"Setiap hari kondisi lumba-lumba yang ada di sini diperiksa dokter, kadar air di kolam diperiksa setiap hari, ukuran kolam juga sesuai standar yang telah ditetapkan pemerintah,"ujarnya.
 
4 ekor lumba-lumba yang ada di WAKE Dolphin saat ini, jelas Gusti, berasal dari Kendal Jawa Tengah. Empat lumba-lumba tesebut semua berkelamin betina. Proses masuknya lumba-lumba ini dari Jawa Tengah ke Bali juga sudah melalui proses ijin yang ditetapkan pemerintah daerah dan pusat.
 
"Empat lumba-lumba yang masuk dan kini ada di WAKE Dolphin ini semua sudah ada ijinnya dari Pemprov Bali dan juga Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kementerian Kehutanan. Semuanya sudah sesuai prosedur dan kami ikuti semua prosedur itu,"jelasnya.
 
Mengenai adanya tudingan pihak WAKE Dolphin menyiksa lumba-lumba untuk pertunjukan hingga membuat lumba-lumba buta karena air bercampur klorin, juga dibantah pihak WAKE. Menurut Gusti, empat lumba-lumba yang sebelumnya dikirim PT Wersut Seguni Indonesis (WSI) Kendal Jawa Tengah, semua berkelamin betina, masing-masing bernama Apni, Shanty, Penty, dan Sadewa.
 
 
"Lumba-lumba bernama Shanty saat kita terima di Bali sudah buta mata kananya. Ciri morfologi saat kita terima pda 28 Mei 2014 memang sudah seperti itu, bukan buta karena akibat air klorin di kolam yang ada sini. Nah, lumba-lumba yang buta mata kanannya itu kini sudah kami kembalikan ke Kendal Jawa Tengah dan diganti lumba-lumba lain yang normal,"ujar Gusti.
 
Mengenai kolam lumba-lumba yang ada di WAKE Dolphin, menurutnya juga sudah memenuhi standar yang telah ditentukan. Kolam lumba-lumba yang ada di WAKE Dolphin terdiri dari  kolam karantina, kolam utama, ruang paramedis, tempat filter air, dan ruang mesin pompa air. Untuk kolam utama ukurannya 26 x 12 meter dengan kedalaman 3 meter. Sementara kolam pemeliharaan ukurannya 8 x 6 meter dengan kedalaman 2,5 meter.
 
"Sebenarnya kolam ini bisa untuk 8 lumba-lumba, tapi kami hanya mengisi untuk 4 lumba-lumba saja,"jelasnya.
 
Sementara zat klorin yang ada di dalam kolam lumba, jelas Gusti, juga sesuai dengan saran dari pihak LIPI dan BKSDA.
 
"Kadar klorinnya 0,3 ppm, hanya berfungsi sebagai desinfektan, untuk kesehatan kulit lumba-lumba, itu pun kami berikan saat air laut surut. Kalau air laut pasang dan bagus, kami  gunakan open sistem, dimana air laut masuk ke filter lalu ke kolam utama setelah melalui 3 tahap filter. Jika air surut, kita gunakan klorin untuk desinfektan, dan bukan untuk penjernihan air. Sudah ada itu dalam pedoman dari dirjen tentang batas-batas air maksimal operasional kolam lumba,"paparnya.
 
Gusti mempersilahkan pihak-pihak yang sering memprotes keberadaan lumba-lumba di WAKE Dolphin Keramas Gianyar Bali untuk datang langsung memeriksa kondisi lumba-lumba yang ada.
 
"Ini harus adil, kenapa hanya lumba-lumba di sini yang dipersoalkan selama ini, bagaimana dengan di tempat wisata lainnya di Bali? kenapa tidak dipersoalkan juga? Di luar negeri seperti di Australia juga ada atraksi lumba-lumba dalam kolam, kenapa itu tidak dipersoalkan juga? kenapa itu tidak dilepas ke alam liar?,"ujarnya.
 
Sebelumnya, keberadaan lumba-lumba di lokasi wisata WAKE Dolphn Keramas Gianyar Bali, dipersoalkan sejumlah LSM penyayang biantang seperti Asia for Animals coalition, Jakarta Animal Aid Network hingga Australians for Animals Inc.
 
LSM ini mempersoalkan kondisi lumba-lumba yang dinilai tidak layak, karena ditempatkan di kolam sempit dan menjadi buta karenanya akibat kondisi air kolam yang tidak layak. [bbn/psk]

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami