search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Blue Bird Jadi Bapak Angkat Sanggar Puri Agung Denpasar
Senin, 4 April 2016, 07:05 WITA Follow
image

beritabali.com/dws

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

PT Praja Bali Transportasi (Blue Bird Group area Bali - Lombok) ditunjuk sebagai Bapak Angkat Sanggar Puri Agung Denpasar yang kali ini mensupport penuh kegiatan Ujian Kenaikan Tingkat di Sanggar Agung Puri Denpasar. Blue Bird ingin ikut serta melestarikan warisan seni tari sudah bertahun-tahun digalakkan oleh Puri Agung Denpasar.
 
Oleh karena itu, Blue Bird Group yang diwakili oleh General Manager Blue Bird Group Area Bali - Lombok, dr. I Putu Gede Panca Wiadnyana langsung didaulat sebagai Bapak Angkat karena sangat setia mensupport kegiatan di Sanggar Puri Agung Denpasar. 
 
"Ini hanya sebagai wujud perhatian dari perusahaan yang menjadi bagian masyarakat dimanapun berada. Oleh karena itu, Blue bird sangat berterima kasih sudah diberikan kesempatan semacam ini. Kedepan kita inginkan terus bisa dilanjutkan," ujarnya disela-sela Pembukaan Ujian Kenaikan Tingkat di Jaba Puri Agung Denpasar, Minggu (3/4).
 
Pada kesempatan itu, Pak Dokter, sapaan akrabnya mengakui dukungan tersebut sebagai bagian dari perhatian Blue Bird untuk menyemarakan kegiatan Ujian Kenaikan Tingkat yang digelar setiap 6 bulan sekali ini. Salah satunya memberikan dana motivasi yang sudah diserahkan untuk kegiatan Ujian Kenaikan Tingkat untuk 8 jenis tarian Bali. Hal itu dibenarkan oleh, Pemilik Sanggar Puri Agung Denpasar, A.A. Ngurah Agung Wira Bima Wikrama, ST.M.Si yang kali ini mendapat support dan dukungan dari Blue Bird Group. 
 
"Mudah-mudahan Blue Bird terutama Pak Dokter Panca bisa terus membantu Sanggar Puri Agung Denpasar. Karena selama ini digratiskan dan dalam pelaksanaan tidak memungut biaya," tegasnya.
 
Diakui selama ini, sanggar tidak pernah memungut biaya apapun untuk melestarikan seni budaya Bali, khususnya tari legong kraton lasem. Oleh karena itu, pihaknya hanya mendapatkan dana dari perusahaan atau pengusaha yang konsen dengan seni budaya Bali, seperti Blue Bird Grup yang langsung diangkat menjadi Babak Angkat Sanggar Puri Agung Denpasar sehingga dapat terus memberikan latihan menari Bali secara gratis. 
 
"Kita berharap perusahaan lain bisa mengikuti jejak Blue Bird untuk mendukung pelestarian seni budaya di Bali khususnya untuk membina anak-anak untuk belajar menari Bali," ucapnya bersemangat.
 
Terkait Ujian Kenaikan Tingkat kali ini sudah berlangsung keenam kalinya di Sanggar Puri Agung Denpasar. Sebelumnya dilakukan ujian dilaksanakan babak penyisihan sehingga peserta betul-betul siap tampil saat ujian yang diikuti oleh 60 orang peserta dengan 8 tarian yang diuji, yakni tari condong, legong keraton lasem, cilinaya, cendrawasih, Bandana Manggala Yudha, Tenggek, Margapati dan kebyar duduk. 
 
"Tujuannya kita mendirikan Sanggar sebagai wujud partisipasi puri dalam bidang pelestarian seni budaya khususnya tari Bali di Kota Denpasar. Hasil binaan ini, paling tidak bisa bermamfaat bagi anak itu sendiri, masyarakat dan lingkungannya," jelasnya.
 
Menurutnya tari condong dan legong kraton lasem sebagai dasar tari Bali dari seluruh gerakan tari Bali itu sendiri. Sehingga tari condong dan legong kraton lasem jika tidak diwajibkan diujikan cenderung menghindari tari ini, karena gerakan sangat sulit dan tariannya sangat panjang sekitar 25 menit. 
 
"Ketika masuk Sanggar Puri Agung Denpasar wajib mempelajari tari condong, jika lulus wajib mempelajari tari legong kraton lasem. Jika keduanya lolos baru boleh memilih tarian lain. Makanya sanggar tari ini khusus mendidik anak-anak menari dengan benar, bukan sekedar bisa menari namun memahami dan mengerti teknik menari yang sebenarnya," tandasnya.
 
Selain itu ditegaskan, sanggar juga hanya menerima anak-anak dari sekolah dasar. Jika sudah menginjak SMP dan SMA dipersilahkan melanjutkan, karena dari SD bisa didik dan tubuh masih lentur sehingga lebih mudah dibentuk dengan maksimal. 
 
 
"Jika sebelumnya sudah mendapat tari modern atau tarian lainnya baru belajar tari Bali umumnya lebih sulit mereka menerima dan tidak mudah menerima tari Bali. Namun yang baru dan fresh lebih mudah membentuk untuk bisa lebih mudah menari Bali," pungkasnya.

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami