search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Ahli IT Bali : Pokemon Go Bagai Pisau Bermata Dua
Kamis, 21 Juli 2016, 05:15 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Pokemon Go memang jadi trending topik akhir-akhir ini. Berbagai reaksi bermunculan, baik pro maupun kontra. 
 
Sejak diluncurkan pada Kamis 7 Juli 2016 lalu oleh Niantic Labs, game Pokemon Go yang berbasis Global Positioning System (GPS) dan Augmented Reality (AR) ini memang memunculkan kehebohan di seluruh dunia.
 
Di balik kehebohan game Pokemon Go ini, memang ada banyak hal tak terduga yang terjadi, baik yang lucu, unik hingga membahayakan nyawa.
 
Bagaimana game ini bisa fenomenal? 
 
Menurut I Putu Agus Swastika, M.Kom, Praktisi IT yang juga Ketua STMIK Primakara Denpasar,Bali, game Pokemon Go telah berhasil menyentuh kebutuhan umum manusia, yaitu jalan-jalan, berinteraksi dengan sesama dan berkompetisi.
 
"Game ini memang mengharuskan penggunanya berjalan-jalan untuk memburu pokemon, kemudian pemain bisa membentuk tim dan bisa berkompetisi mengadu kehebatan,"jelas Agus Swastika.
 
Lebih lanjut Agus Swastika menjelaskan, tujuan penciptaan game ini adalah mengajak penggunanya lebih banyak melakukan aktifitas di luar ruangan, bergerak, dan mengenal lingkungan.
"Upaya menangkap pokemon akan mengarahkan pemain menuju ke taman, landmark, atau ke tempat-tempat umum lainnya,"ujar Agus Swastika yang akrab disapa Guslong.
 
Apakah ada unsur edukasinya? 
 
Agus Swastika menambahkan, sebenarnya ada sedikit di dalamnya dimana pemain juga diajak untuk mengenal binatang-binatang di dunia nyata yang menjadi model Pokemon.
 
Lalu bagaimana dengan sisi negatifnya? 
 
Menurut Agus Swastika, game sama halnya dengan pisau, jika digunakan dengan baik akan memberi manfaat, namun jika digunakan dengan keliru bisa membahayakan bahkan bisa celaka.
 
"Pengembang Pokemon Go berharap pemain melakukan petualangannya dengan berjalan kaki, namun jika berburunya menggunakan sepeda motor atau mobil, lalu menangkap pokemonnya sambil menyetir tentu resikonya bisa terjadi kecelakaan,"jelas Agus Swastika.
 
Sebagai akademisi, Agus Swastika justru mengharapkan kemunculan Pokemon Go ini merangsang para pengembang aplikasi game untuk menghasilkan game-game baru yang diminati masyarakat dan juga memberi nilai positif sehingga industri kreatif bisa bertumbuh.[bbn/gus/psk] 

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami