Proses Pengecoran Beton Proyek Jembatan Rp 1,7 M Bermasalah
Kamis, 9 Februari 2017,
20:05 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, TABANAN.
Proyek pengerjaan pengecoran jembatan penghubung Desa Tajen, Kecamatan Penebel dan Desa Tunjuk Kecamatan Tabanan senilai Rp 1,7 Milyar, amblas. Proyek yang masih dalam tahap pengerjaan itu tiba tiba bermasalah ketika proses pengecoran beton bagian atas jembatan.
Cor beton yang akan diperuntukkan sebagai lantai jembatan itu ambles dan melengkung. Diduga proyek yang dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana yakni PT. Surya Agung Kencana Mas dan Konsultan Pengawas PT. Manik Tribuwana tersebut konstruksinya kurang baik.
Mendengar kabar bahwa pengecoran yang dilakukan Rabu malam (8 Pebruari 2017) bermasalah, warga setempat khusunya di Banjar Tunjuk Kaja, Desa Tunjuk Kecamatan Tabanan dan Banjar Cepik Desa Tajen Kecamatan Penebel beramai ramai menyaksikan hasil pengecoran beton tersebut, Kamis ( 9 Pebruari 2017).
“Saya penasaran katanya pengecoran beton lantai jembatan bermasalah. Jadi saya kesini ingin melihat langsung,” jelas warga setempat.
Benar saja mereka melihat sendiri, hasil pengecorannya melengkung. Sementara itu warga lainya yang menyaksikan peroses pengecoran Rabu sore mengatakan sekitar pukul 15.00 sebanyak 20 unit mobil molen tiba di lokasi pembangunan jembatan. Namun ditengah perjalanan, ketika pengecoran berjalan sekitar 70 persen, masyarakat yang ketika itu menyaksikan proses pengecoran mulai mendengar ada suara seperti kayu patah.
“Saya sudah mulai dengar suara ‘krepet..krepet’ dan waktu itu saya memprediksi jika steger atau kontruksi dasar penyangga lantai jembatan itu tidak akan kuat menopang beton,” ujar warga.
Setelah selesai pengecoran sekitar pukul 22.00 tiba tiba terdengar suara seperti kayu yang mau patah. Tiba tiba lantai bekas pengecoran beton jembatan itu ambles dan melengkung.
“Konstruksi penyangga kayunya kurang kokoh, kayu steger yang terlihat lapuk dan kayu bekas, saya rasa tidak kuat menyangga beban segitu,” sambung warga.
Kabid Bina Marga Dinas PU Tabanan I Gusti Agung Khrisna Kamasan berdalih jika amblasnya cor beton tersebut disebabkan oleh kondisi tanah yang labil serta volume air sungai Peyuyuan yang sempat tinggi karena hujan dihulu.
“Kondisi tanah yang labil kemudian membuat terjadinya pergeseran pada perancah atau steger di bawah sehingga saat dicor terjadi penurunan daya tunjang dan ambles,” dalihnya.
Ia pun menegaskan jika dari teknis pengerjaan proyek sudah sesuai syarat dan sudah sesuai gambar bangunan. Karena pihaknya pun sudah memiliki tim direksi yang terdiri dari PPK. PTK, Kepala Pengawas, Pengawas Lapangan dan Konsultan Pengawas yang tugasnya melakukan control terhadap material yang digunakan ataupun pengerjaan yang dilakukan.
“Jadi sebelum dipasang atau dikerjakan material itu sudah diuji laboratorium, kalau sudah ada kesepakatan direksi baru bisa digunakan,” sambungnya.
Tampak pekerja mulai mengebor beton yang mulai mengering guna melakukan proses pembetonan ulang.
Berita Tabanan Terbaru
Reporter: bbn/psk