Muara Senja, Musik Tentang Sampah dan Lembongan
Senin, 10 April 2017,
14:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Lembongan tak hanya soal wisata alamnya. Namun, gugusan pulau Kecamatan Nusa Penida ini juga melahirkan musisi kebanggaan, yakni Muara Senja.
Berbeda dengan musisi lainnya, Muara Senja yang beranggotakan tiga "lokal boy" ini begitu peduli dengan lingkungan. Bahkan, Thansil di gitar dan vocal, Teguh Palguna (Tulit) di cajon, harmonica, dan vocal, dan Mangut Apol di gitar, sepakat mengusung konsep akustik, guna memperlihatkan kesan santai dan bisa lebih dekat dengan alam pantainya.
[pilihan-redaksi]
Filosofi dari nama Muara Senja pun cukup panjang. Ketiga local boy ini memiliki persamaan pemikiran, bahwa tidak akan melupakan keberadaan rumput laut yang pernah menopang kehidupan sebagian besar warga Lembongan beberapa tahun silam. Rumput laut pada masa jayanya menumbuhkan sikap toleransi, gotong royong, kekeluargaan semua warga.
Hampir di setiap “Senja” hari di beberapa titik, warga ber”muara” di bibir pantai. Mereka bersama-sama mengangkat panennya. Canda tawa, sikap toleransi, kerja sama, gotong royong sangat kuat kala itu. Hal itu pun sangat susah kita temui sekarang. “Senja” dan “Muara” kala itu menjadi saksi indahnya senyum kebersamaan para warga.
Oleh sebab itu, ketiga lokal boy itu menamai band mereka Muara Senja.
Muara Senja bagi mereka adalah sebuah harapan agar semuanya itu tidak terlupakan.
Sementara, Muara Senja sendiri sudah memiliki beberapa lagu yang siap di garap di dapur rekaman. Salah satu lagunya berjudul “Indah yang sebenarnya itu, tanpa sampah”. Lagu ini mereka ciptakan untuk pulau tercinta, Lembongan.
Harapannya, agar pulau yang indah itu bisa benar-benar indah tanpa sampah yang berserakan. Diharapkan ada pengelolaan sampah yang baik. Melalui karya-karyanya, Muara Senja akan berusaha menanamkam sikap peduli lingkungan kepada generasi muda. [rls/wrt]
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: -