Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan

Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Koster Sebut Kebyat-Kebyut, Tapi KRB Tetap Optimis Menang di Pilgub Bali
Selasa, 28 November 2017,
10:41 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Persaingan jelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bali 2018 makin sengit. Pasalnya calon gubernur (Cagub) dari PDIP, Wayan Koster terlihat makin percaya diri (PD) dengan menaikan target kemenangan dari 65 persen menjadi 80 persen.
Sementara Koalisi Rakyat Bali (KRB) tetap memasang strategi skenario head to head untuk melawan pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur dari PDIP Wayan Koster-Tjokorda Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace). Alhasil, KRB pun masih melakukan bongkar pasang pasangan calon yang bakal diusung koalisi besar tersebut.
[pilihan-redaksi]
Ketua DPD PDIP Bali Wayan Koster saat menerima surat rekomendasi dirinya sebagai calon gubernur Bali dari Ketua Umum DPD PDIP Megawati Sukarnoputri di Jakarta, Sabtu (11/11) lalu, menargetkan menang dengan perolehan suara minimal sebesar 65 persen. “Kami menargetkan perolehan sebesar 65 persen untuk kemenangan di Pilgub Bali nanti,” katanya.
Namun usai acara menyerahkan rekomendasi pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Gianyar Made Agus Mahayastra-AA Ngurah Mayun (Paket AMAN) untuk Pilkada 2018, Minggu (26/11) di Denpasar, Koster mengubah target angka kemenangan dari 65 persen naik menjadi 80 persen.
Pasalnya ia merasa lebih siap maju ketimbang pesaingnya dari KRB yang masih menghadapi polemik bongkar pasang Paslon, antara IB Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Dharma-Kerta) atau sebaliknya Kerta -Dharma dan juga Ketut Sudikerta- Gede Pasek Suardika (Kerta-Pasek).
"Di (Pilkada) Gianyar khan tadi sudah saya sampaikan minimal 75 persen. Pilgub 80 persen," sahutnya ditanya soal target kemenangan di Pilgub Bali 2018 nanti.
Ditanya kenapa tiba-tiba target naik dari 65 persen menjadi 80 persen? "Karena lebih siap (daripada KRB). Khan di sebelah (KRB) masih kebyat-kebyut (belum jelas)," sahut Koster.
Selain itu kelebihan yang dimiliki partainya adalah semangat gotong-royong yang justru tidak dimiliki oleh partai lainnya. Pria yang berjulukan Koster Bali Satu (KBS) ini menyebutkan, berdasarkan pengalaman di setiap Pilkada, kader PDIP sangat kuat dalam bergotong-royong.
“Di Pilkada Badung, kita terapkan prinsip gotong-royong. Akhirnya kita menang. Kalau tidak punya uang, iya tidak apa-apa. Kalau ada uang yang disyukuri. Jangan mengeluh, harus bersabar dan tetap bekerja untuk membesarkan partai,” katanya.
Kemudian Koster mengingatkan bahwa logo PDIP dengan simbol banteng moncong putih berwarna Tridatu atau perpaduan warna hitam, putih serta merah sangatlah sakral. Sehingga diingatkannya, jangan coba-coba membelot dari PDIP.
“Sudah banyak contoh, di Jakarta, Jawa Timur juga Bali. Ane bengkung (membelot) sing kal adi ape-ape (tidak jadi apa-apa). Akhirnya karir politik mereka tenggelam. Asal bekerja dan bersabar untuk partai, pasti nanti dapat posisi,” imbuhnya.
Sebetulnya ia berharap agar pada Pilgub 2018 tidak ada lagi kader yang membelot seperti yang terjadi pada Pilkada Serentak 2015 lalu, juga Pilkada Buleleng 2016. Menurut Koster para kader yang dipecat tersebut sebagian besar adalah kawan dekatnya sendiri. Khususnya Diesel Astawa dan Dewa Nyoman Sukrawan.
"Untuk urusan partai saya selalu tegak lurus, meski itu teman dekat sendiri. Karena dalam berteman tidak ada AD/ART-nya, beda dengan partai ada AD/ART dan instruksi Ketua Umum yang harus saya jalankan," tegasnya.
Selain itu ia juga dalam dekat ini akan melaksanakan pakta integritas bagi para caleg PDIP yang maju Pileg 2019. "Jika kalah di Dapil-nya (daerah pemilihan) akan dicoret. Dulu hanya tingkat TPS dan desa, sekarang dinaikan sampaikan tingkat Dapil," sebutnya.
[pilihan-redaksi2]
Sementara Ketua KRB AA Bagus Adhi Mahendra Putra yang juga Koordinator Wilayah Badan Pemenangan Pemilu (Korwil Bappilu) Bali-Nusra DPP Partai Golkar menanggapi santai soal anggapan kalah start dari PDIP.
“Khan pendaftaran ke KPU baru mulai Januari 2018. Apanya yang kalah start? Yang jelas kami akan menang di pencoblosan nanti,” tukas anggota DPR RI Fraksi Golkar ini pada Minggu (26/11), di Denpasar.
Terkait tarik ulur pasangan calon, pihaknya mengatakan akan menunggu hasil survey yang akan baru bisa diketahui pada tanggal 6 Desember 2017 nanti.
“Nanti hasil survey akan menjadi rujukan dan pertimbangan kami dalam menentukan pasangan calon,” jelasnya.
Setelah itu, lanjut pria yang akrab disapa Gus Adhi ini, Sudikerta yang dijagokan Partai Golkar diberikan waktu hingga tanggal 20 Desember untuk menentukan siapa pasangan calonnya, termasuk pilihan posisi yang diambil. Apakah nantinya sebagai calon gubernur atau wakil gubernur.
“Marilah kita berikan waktu Pak Sudikerta untuk berpikir menentukan pilihan, juga berkomunikasi dengan Rai Mantra. Keputusan semuanya kami serahkan kepada beliau,” tutupnya. [bbn/msd/psk]
Berita Premium
Reporter: Diskominfo Buleleng
Berita Terpopuler
ABOUT BALI

Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Senin, 22 September 2025

Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Sabtu, 20 September 2025

Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Sabtu, 23 Agustus 2025

Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
Jumat, 30 Mei 2025

29 Pasangan Ikuti Nikah Massal di Pengotan
Kamis, 15 Mei 2025