search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Drone AI 450 ER Hilang di Puncak Gunung Agung
Selasa, 23 Januari 2018, 17:10 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, KARANGASEM.

Drone AI 450 ER milik Aeroterrascan yang digunakan untuk melakukan pemantauan puncak kawah Gunung Agung menghilang di ketinggian 2854 Meter pada Selasa (23/01/2018). Drone yang sedang menjalankan misi ke-5 yaitu menerbangkan sensor multigas ke puncak kawah Gunung Agung menghilang setelah mengalami lost connection (kehilangan koneksi). Diperkirakan pesawat berada 300 meter dari bibir kawah.

Menurut Seno Sahesnu dari tim Aeroterrascan, pesawat sudah sempat melintas di atas kawah Gunung Agung. Namun tiba - tiba mengalami penurunan ketinggian hanya dalam beberapa detik saja. Ketika belok ke arah tenggara ketinggiannya tiba - tiba turun hingga diketinggian 600 meter hanya dalam beberapa detik," ujar Seno.

Seno mengaku pihaknya sudah berusaha mengirimkan sinyal perintah balik, namun hilang kontak sudah lebih dari 30 menitan. Pesawat dipastikan tidak mungkin kembali karena diperkirakan energi baterainya telah habis.  

Saat dikonfirmasi kerugian terkait insiden tersebut, Seno mengatakan pihak perusahaan tidak mempermasalahkan. Mengingat semua sudah menjadi resiko ditengah situasi krisis seperti saat ini. Apalagi penggunaanya untuk kepentingan orang banyak. "Ya mau gimana lagi, kita kesini namanya dalam kondisi krisis, kembali kepada apa yang bisa kita lakukan untuk orang banyak," ungkap Seno.

Penerbangan awalnya dilakukan pagi hari sekitar pukul 10.24 Wita. Setelah mengudara kurang lebih 30 menitan pesawat tiba - tiba kehilangan kontak. Sebelum dilakukan penerbangan segala persiapan dan SOP  sudah dilakukan, kemungkinan karena cuaca yang tidak bersahabat sehingga menyebabkan insiden tersebut terjadi.

Staf Geo Kimia Vulkanologi, Ugan Sain mengatakan sensor multigas yang diterbangkan merupakan satu - satunya sensor dari hasil kerjasama dengan USGS Amerika. "Mereka kasi satu untuk kita pakai disini, karena hanya satu dan sekarang hilang sementara kita tidak bisa lakukan pengukuran," ujar Ugan Sain.

Ugan Sain mengaku akan melakukan komunikasi lagi dengan USGS guna mendapatkan alat pengganti yang baru. Pengukuran sample gas untuk sementara dilakukan lewat darat dengan alat seadanya.

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami