Uang Elektronik Dipahami Masih Sebatas Pembayaran Tol
Rabu, 4 April 2018,
06:55 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com.Denpasar, Kepala Divisi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Teguh Setiadi, Selasa, (3/4) di Renon, Denpasar menyampaikan penggunaan uang elektronik (unik) masih hadapi beberapa kendala. Mulai dari, mindset masyarakat masih tertanam bahwasanya uang elektronik hanya bisa dipakai untuk membayar tol saja hingga sampai kendala, infrastruktur terutama terkait pengisian uang elektronik.
[pilihan-redaksi]
"Masih ada paradigma di tengah-tengah masyarakat, bahwa uang elektronik tersebut hanya bisa dipakai untuk pembayaran di jalan tol saja. Padahal, pembayaran dengan uang elektronik bisa dilakukan di tempat lain, selain di jalan tol. Misal, di minimarket-minimarket guna membeli kebutuhan belanja sehari-hari," jelasnya.
"Masih ada paradigma di tengah-tengah masyarakat, bahwa uang elektronik tersebut hanya bisa dipakai untuk pembayaran di jalan tol saja. Padahal, pembayaran dengan uang elektronik bisa dilakukan di tempat lain, selain di jalan tol. Misal, di minimarket-minimarket guna membeli kebutuhan belanja sehari-hari," jelasnya.
Dilanjutkan, selain itu infrastruktur juga harus ditingkatkan, terutama terkait dalam pengisian uang elektronik.
[pilihan-redaksi2]
"Masyarakat sebagian masih ada belum paham, terkait dengan pengisian uang elektronik. Padahal saat ini, pengisian uang elektronik dapat dilakukan di ATM-ATM terdekat ataupun melalui gadget juga sudah bisa dilakukan," ujarnya.
"Masyarakat sebagian masih ada belum paham, terkait dengan pengisian uang elektronik. Padahal saat ini, pengisian uang elektronik dapat dilakukan di ATM-ATM terdekat ataupun melalui gadget juga sudah bisa dilakukan," ujarnya.
Menurut dirinya, sampai saat ini jumlah pemakaian uang elektronik untuk bertransaksi di Bali khususnya, terbanyak masih terjadi di dua daerah. Yaitu, di daerah Denpasar dan Badung.
"Sampai saat ini di Badung dan Denpasar transaksi menggunakan uang elektronik masih besar. Jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Bali," cetusnya.
Setiadi menambahkan, ternyata untuk memasyarakatkan uang elektronik tidak cukup dengan sosialisasi saja. Ke depan perlu terobosan-terobosan lain lagi, agar masyarakat dalam melakukan transaksi seluruhnya mau menggunakan uang elektronik. (bbn/aga/rob).
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/aga